Sabtu, 01 Oktober 2016

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES PRODUKSI ETANOL KAPASITAS 34.400 TON/TAHUN, DAN ETIL ASETAT KAPASITAS 5.300 TON/TAHUN DI PT. INDO ACIDATAMA, Tbk.

LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROSES PRODUKSI ETANOL
KAPASITAS 34.400 TON/TAHUN, DAN ETIL ASETAT
KAPASITAS 5.300 TON/TAHUN
DI PT. INDO ACIDATAMA, Tbk.

i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROSES PRODUKSI ETANOL
KAPASITAS 34.400 TON/TAHUN, DAN ETIL ASETAT
KAPASITAS 5.300 TON/TAHUN
DI PT. INDO ACIDATAMA, Tbk.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara  agraris  yang terletak di garis
strategis,  dimana  hal  ini  berarti  pengaruh  dari  bangsa  maupun  negara  luar
akan lebih cepat untuk sampai di Indonesia. Terlebih lagi pada masa menuju
perdagangan bebas saat ini. Oleh karena itu, kemajuan bangsa terutama dalam
hal  industrinya  menjadi  salah  satu  hal  yang  sangat  penting  untuk
dikembangkan. Terutama industri bahan kimia yang kini menjadi bahan dasar
(raw  material)  untuk  industri-industri  lainnya  serta  peningkatan  mutu
pertanian  yang  menjadi  kekuatan  utama  Indonesia.  Untuk  itulah  PT.  INDO
ACIDATAMA Tbk. berdiri dengan produk utama adalah  etanol  yang mana
diintegrasikan  untuk  pembuatan  etil  asetat,  dan  asam  asetat  (dahulu),  serta
menjadi salah satu industri agrokimia yang memproduksi pupuk organik.
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  memiliki  komitmen  untuk  menjadi
salah  satu  industri  agrokimia  bertaraf  internasional,  menjadi  industri  yang
ramah  lingkungan  dengan  daya  saing  yang  tinggi,  memiliki  kualitas  dan
kuantitas,  memberikan  komitmen  terbaik  kepada  pelanggan,  mengutamakan
efisiensi  baik  dalam  proses  maupun  etos  kerja,  profesionalitas  dan  tingkat
pengetahuan  SDM  yang  terus  ditingkatkan  lewat  training  maupun  program
pengembangan  lainnya  serta  meningkatkan  kemakmuran  bagi  investor,
karyawan  dan  masyarakat  sekitar  perusahaan.  Komitmen  tersebutlah  yang
kini juga turut serta membawa  PT.  INDO ACIDATAMA Tbk.  menjadi salah
satu produsen etanol terbesar di Indonesia maupun Asia Tenggara.
Etanol atau yang disebut juga etil alkohol (C
2H5
OH) yang diproduksi
oleh  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  merupakan  bioetanol  dari  tetes  tebu
(molases)  yang  difermentasikan  oleh  yeast  dari  Saccharomyces  cereviseae
strain  Kyowa.  Tetes  tebu  (molases)  merupakan  cairan  kental  berwarna
cokelat  kehitaman  yang  merupakan  buangan  akhir  proses  pengolahan  gula
setelah  mengalami  proses  kristalisasi  berulang  (Paturau,  1982).  Tetes  tebu
dapat  digunakan  sebagai  bahan  baku  fermentasi  karena  di  dalamnya  masih
2
Universitas Pamulang
terdapat  kandungan  sukrosa,  namun  sukrosa  dalam  molases  tidak  dapat
mengalami kristalisasi berulang. Pada awalnya, tetes tebu ini tidak ada nilai
ekonomisnya,  namun  seiring  dengan  perkembangan  teknologi  mengenai
kandungan  dalam  molases,  molases  mulai  dibutuhkan  bahkan  hingga
diekspor  ke  luar  negeri  untuk  bahan  baku  berbagai  produk  kimia  seperti
etanol dan juga pupuk organik.
Alkohol (etanol) yang dihasilkan oleh PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
memiliki kadar 96,5% (alkohol p.a.) dan lebih banyak digunakan untuk bahan
baku  industri  antara  lain  industri  bahan  kimia,  obat-obatan,  kosmetika,  dan
bahan  pangan.  Selain  itu,  untuk  menciptakan  efisiensi  produksi  yang  lebih
tinggi, produksi etanol ini diintegrasikan dengan pembuatan etil asetat, pupuk
organik  serta  pembuatan  biogas  sebagai  salah  satu  sumber  (umpan)  pada
boiler.
1.2   Batasan Masalah
Mengingat  banyaknya  ruang  lingkup  yang  dapat  dipelajari  dan
dibahas pada kerja praktek ini, maka penulis membatasi pembahasan dalam
pembuatan  laporan  kerja  praktek.  Karena  tidak  semua  kegiatan,  bahan,  dan
komposisi  dapat  dipublikasikan  secara  mendetail  kepada  khalayak  umum.
Sebab,  semua  ini  merupakan  rahasia  dari  suatu  perusahaan.  Maka  dengan
ketentuan dari  perusahaan  tersebut, penulis membatasi laporan kerja praktek
ini hanya pada:
1.  Proses  pembuatan  Etanol  dan  Etil  Asetat  secara  menyeluruh  mulai  dari
bahan baku, proses, dan produk  yang meliputi proses fermentasi, proses
distilasi, dan proses oksidasi.
2.  Instrumentasi, utilitas, dan pengolahan limbah  PT.  INDO ACIDATAMA
Tbk.
1.3   Tujuan
Tujuan  kerja  praktek  adalah  sebagai  salah  satu  syarat  untuk
memperoleh gelar sarjana Teknik Kimia di Universitas Pamulang. Selain itu
supaya  penulis  mengetahui  kondisi  sebenarnya  tentang  proses  produksi
3
Universitas Pamulang
Etanol dan Etil Asetat. Secara garis besar, tujuan kerja praktek ini dilakukan
adalah sebagai berikut:
1.  Mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan dunia kerja
yang sesungguhnya.
2.  Mengetahui  aspek  keteknikan  dalam  pengolahan  alkohol  secara
khususnya  dan  keseluruhan  produk  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.
secara umumnya.
3.  Mengetahui  keadaan  dan  kondisi  operasi  fermentasi  di  PT.  INDO
ACIDATAMA Tbk.
4.  Memperoleh  pengalaman  kerja  pada  perusahaan  yang  bergerak  di
bidang teknik fermentasi untuk produksi alkohol.
5.  Meningkatkan kerja sama antara PT. INDO ACIDATAMA Tbk. dengan
Universitas Pamulang.
1.4   Manfaat Kerja Praktek
Manfaat kerja praktek bagi penulis adalah sebagai berikut:
1.  Dapat memahami sistem proses produksi Etanol dan Etil Asetat.
2.  Dapat  menerapkan  dan  mengembangkan  ilmu  yang  diperoleh  dalam
bangku kuliah mengenai sistem produksi yang berlangsung.
3.  Dapat  mempelajari  manfaat  dan  ilmu  mengenai  produk  Etanol  dan  Etil
Asetat ke depannya.
4.  Mengembangkan  diri  di  dunia  industri,  serta  menambah  wawasan  dan
pengetahuan baik secara teori maupun praktek.
5.  Membangun  dan  mempererat  hubungan  kerjasama  antara  Universitas
Pamulang dan Perusahaan.
1.5   Metode Penulisan
Dalam  penyusunan  laporan  kerja  praktek  ini,  penulis  menggunakan
beberapa  metode  dalam  pengumpulan  data.  Sehingga  semua  data  yang
diperoleh  dapat  disinkronkan  dengan  berbagai  sumber  agar  semua  menjadi
lebih  jelas  dan  paham  dengan  data  yang  diperoleh.  Untuk  mengacu  dalam
4
Universitas Pamulang
penyempurnaan  laporan  kerja  praktek,  berikut  ini  beberapa  metode  yang
digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktek:
1.  Studi Lapangan
Metode  ini  merupakan  suatu  metode  pengumpulan  data  dengan  cara
mengambil  data  secara  langsung  dari  lapangan  tempat  proses  produksi
Etanol dan Etil Asetat.
2.  Studi Pustaka
Studi  pustaka  merupakan  metode  pengumpulan  data  dengan  cara
membaca  referensi  baik  melalui  media  cetak  maupun  media  elektronik
yang  mengandung  data-data  tentang  proses  produksi  Etanol  dan  Etil
Asetat.  Misalnya  mengumpulkan  data  dari  berbagai  buku,  dan  jurnal.
Selain  itu,  kita  juga  bisa  memperoleh  data  atau  materi  dengan  browsing
mengenai proses produksi Etanol dan Etil Asetat itu sendiri.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk dapat menulis laporan kerja praktek dengan benar dan tersusun
rapi,  penulis  terlebih  dahulu  membuat  sistematika  penulisan  laporan  kerja
praktek. Berikut ini sistematika laporan kerja praktek:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan menguraikan pokok persoalan tentang:
1.  Latar Belakang Masalah
Menguraikan  tentang  ruang  lingkup  instansi  tempat  Kerja
Praktek,  serta  kegiatan  atau  hal  yang  menarik  untuk  ditinjau
lebih  lanjut.  Serta  menguraikan  mengapa  penulis  sampai
kepada pemilihan topik permasalahan yang bersangkutan.
2.  Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas bagian mana dari persoalan
yang dikaji dan bagian mana yang tidak boleh dikaji/dibahas.
3.  Tujuan
Menggambarkan  hasil-hasil  yang  diharapkan  dari  kerja
praktek  ini  dengan  memberikan  jawaban  terhadap  masalah
yang dibahas.
5
Universitas Pamulang
4.  Manfaat Kerja Praktek
Disini menguraikan mengenai manfaat yang diperoleh dari
kerja praktek.
5.  Metode Penulisan
Menjelaskan cara kita melaksanakan kegiatan kerja praktek,
mencakup cara kita melakukan pengumpulan dan cara  analisa
data yang kita perlukan.
6.  Sistematika Penulisan
Memberikan  gambaran  umum  dari  bab  ke  bab  isi  dari
laporan kerja praktek.
BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab dua ini menguraikan tentang sejarah berdirinya
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.,  Visi  dan  Misi  PT.  INDO
ACIDATAMA  Tbk.,  Struktur  Organisasi  PT.  INDO
ACIDATAMA  Tbk.,  serta  penjelasan  tentang  unit  tempat  kerja
praktek  meliputi  unit  power  house,  unit  storage  area,  unit
fermentasi,  unit  alkohol,  unit  acetaldehyde,  unit  asam  asetat,  unit
etil  asetat,  unit  kompresor,  unit  produk,  dan  unit  pengolahan
limbah.
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam  bab  tinjauan  pustaka  ini  menjelaskan  mengenai
deskripsi  singkat  mengenai  proses  kerja  praktek  yang  dilakukan.
Selain  itu  juga  menjelaskan  mengenai  proses  singkat  yang
dilakukan dalam pembuatan Etanol dan Etil Asetat.
BAB IV. PROSES PRODUKSI ETANOL DAN ETIL ASETAT
Dalam  bab  ini  menjelaskan  secara  rinci  hal-hal  yang
berkaitan  dengan  sistem  kerja  peralatan  secara  menyeluruh  atau
penjelasan  tentang  proses  produksi  Etanol  dan  Etil  Asetat  secara
menyeluruh mulai dari tahap awal sampai tahapan menjadi produk
Etanol  dan  Etil  Asetat.  Selain  itu  juga  menjelaskan  mengenai
bahan-bahan  yang  digunakan,  terutama  bahan  baku.
6
Universitas Pamulang
BAB V. SPESIFIKASI ALAT
Isi  dalam  bab  ini  menjelaskan  mengenai  spesifikasi
peralatan  yang  digunakan  dalam  proses  produksi  Etanol  dan  Etil
Asetat.
BAB VI. UTILITAS
Dalam  bab  utilitas  ini  menguraikan  unit  pendukung
operasional  proses  produksi  Etanol  dan  Etil  Asetat  yang
mempengaruhi jalannya proses produksi.
BAB VII. TUGAS KHUSUS
Bab  tugas  khusus  menjelaskan  tugas  spesifik  yang  kita
laksanakan selama kerja praktek yang diberikan oleh pembimbing
kerja praktek. Dalam tugas khusus kali ini menjelaskan mengenai
neraca massa Etil Asetat kapasitas 5300 ton/tahun.
BAB VIII. PENUTUP
Berisikan  kesimpulan  dan  saran.  Kesimpulan  yang  kita
peroleh  selama  melaksanakan  kerja  praktek  yang  bertumpu  pada
Bab  IV  dan  Bab  VII,  serta  saran  atau  masukan  untuk  PT.  INDO
ACIDATAMA Tbk. dan Universitas Pamulang.
7
Universitas Pamulang
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1  Profil PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  (PT.  IACI)  merupakan  salah  satu
pabrik  penghasil  etanol  terbesar  di  Indonesia  dan  juga  pabrik  etanol
terintegrasi dimana selain memproduksi etanol.  PT. IACI juga memproduksi
asam  cuka  (asam  asetat)  dan  etil  asetat  pertama  di  Indonesia  dan  Asia
Tenggara.  PT.  IACI  terletak    15  km  timur  laut  kota  Solo  atau  110  km  di
selatan  Ibu  Kota  Jawa  Tengah,  Semarang,  tepatnya  di  Kecamatan
Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.
PT. INDO ACIDATAMA Tbk.  memiliki kapasitas produksi  50.000
kL  per  tahun,  dimana  untuk  memproduksi  1  (satu)  kL  etanol,  diperlukan  
3,40 ton tetes tebu (molases) yang mana menjadi bahan baku untuk produksi
etanol di PT. IACI. Bahan baku  tetes tebu tersebut didatangkan dari pabrikpabrik Gula di seluruh Pulau Jawa dan juga hasil dari impor.
2.2  Visi dan Misi PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
2.2.1  Visi
PT. INDO ACIDATAMA Tbk. memiliki visi sebagai berikut:
PT. INDO ACIDATAMA Tbk.  menjadi perusahaan di  bidang
Industri  Agrokimia  bertaraf  internasional  yang  ramah  lingkungan
dengan  daya  saing  yang  tinggi  dalam  bidang  kualitas  dan  kuantitas
produk  dengan  selalu  memberikan  komitmen  terbaik  kepada
pelanggan  dan  secara  terus  menerus  meningkatkan  efisiensi,
mengembangkan profesionalitas dan tingkat pengetahuan (know-how)
sumber daya manusia untuk meningkatkan kemakmuran bagi investor,
karyawan dan masyarakat.
2.2.2  Misi
PT. INDO ACIDATAMA Tbk. memiliki misi sebagai berikut:
1.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  berupaya  menjadi  perusahaan  di
bidang industri agrokimia yang diakui secara internasional.
8
Universitas Pamulang
2.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  berkepentingan  untuk  selalu
melakukan  proses  produksi  dengan  menerapkan  prinsip-prinsip
HACCP dan sistem manajemen dengan menerapkan prinsip-prinsip
HACCP dan  sistem manajemen mutu secara konsisten dan terpadu
sesuai standar yang telah ditetapkan.
3.  PT. INDO ACIDATAMA Tbk. berupaya menjadi perusahaan yang
mampu bersaing secara internasional dalam industri sejenis.
4.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  akan  selalu  menjamin  kualitas
produk  yang  aman  dan  ramah  lingkungan  serta  sesuai  standar
internasional dan kuantitas produk sesuai permintaan.
5.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  akan  selalu  memenuhi  komitmen
yang telah disepakati dengan pelanggan.
6.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  akan  secara  terus  menerus
melakukan inovasi untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang.
7.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  akan  secara  terus  menerus
meningkatkan  keterampilan  dan  pengetahuan  SDM  sesuai  bidang
yang dimiliki, sehingga menjadi SDM yang berkualitas baik.
8.  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  akan  berupaya  untuk  selalu
meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan usaha demi mencapai
kemakmuran bagi investor, karyawan dan masyarakat.
2.3  Produk PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
PT. IACI memiliki tiga jenis produk utama, yaitu etanol, asam asetat
dan etil asetat. Kegunaan dari ketiga jenis produk tersebut adalah:
1.  Etanol
PT.  IACI  memproduksi  etanol  yang  berkualitas  “Etanol  Super  Prima”
dengan  kemurnian  96,5%  bV  dari  pengotor,  antara  lain  metanol,
asetaldehid, dan logam berat. Kegunaan etanol ini adalah:
1)  Untuk industri minuman, kosmetik, parfum, dan rokok.
2)  Untuk melarutkan lemak, resin, minyak dan hidrokarbon.
3)  Bahan baku pembuatan asetaldehid, asam asetat, etilene, dll.
4)  Untuk kebutuhan industri farmasi, jamu, keperluan rumah sakit, dll.
9
Universitas Pamulang
PT.  IACI  merupakan  perusahaan  penghasil  etanol  dengan  kapasitas
terbesar di Indonesia.
2.  Asam Asetat
PT.  IACI  memproduksi  asam  cuka  kualitas  food  grade  dengan
kemurnian 99,8% berkadar asam formiat dan asetaldehid sangat rendah
serta  bebas  kandungan  logam  berat.  Kegunaan  dari  asam  asetat  ini
biasanya adalah:
1)  Sebagai  katalisator  pelarut  dalam  pembuatan  PTA  (Pure  Terephtalic
Acid).
2)  Bahan baku selulosa asetat, etil asetat, vinil asetat, dan asetat anhidrat.
3)  Untuk kebutuhan industri tekstil, farmasi, dan karet.
4)  Sebagai bahan tambahan makanan dan cuka makan.
PT.  IACI  merupakan  penghasil  asam  asetat  pertama  di  Indonesia  dan
satu-satunya produsen asam asetat di Indonesia dan Asia Tenggara yang
berintegrasi dengan produksi etanol. Namun saat ini, PT.  IACI tidak lagi
melakukan  produksi  asam  asetat  karena  harga  produksinya  yang  lebih
besar  jika  dibandingkan  dengan  harga  jualnya,  yang  mana  merupakan
pengaruh dari harga minyak mentah dunia.
3.  Etil Asetat
PT. IACI  memproduksi etil asetat dengan kemurnian 99,9% bW  dengan
kegunaan adalah sebagai:
1)  Bahan pelarut cat dan plastik,
2)  Untuk kebutuhan industri, percetakan, dll.
2.4  Sejarah Perusahaan
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  didirikan  pada  tahun  1983  dengan
nama  awal  PT.  INDO  ACIDATAMA  UTAMA  dan  pembangunan  tersebut
direalisasikan  pada  tahun  1986,  sekaligus  nama  tersebut  kemudian  berubah
lagi  menjadi  PT.  INDO  ACIDATAMA  CHEMICAL  INDUSTRY.  Saat  itu
perusahaan  ini  telah  berdiri  di  atas  tanah  seluas    5,5  Ha  dengan  fasilitas
pemerintah  dalam  rangka  penanaman  modal  dalam  negeri.  Pembangunan
pabrik tersebut menelan biaya Rp 48,517,304,000,-.
10
Universitas Pamulang
Selama  itu  pula  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  masih  terus
mengalami pembangunan. Semua pemasangan mesin dan peralatan dilakukan
oleh tenaga ahli dari Indonesia  dengan  supervisor KRUPP Industrie Technics
Gmbh  Jerman  Barat,  sedangkan  teknologi  oleh  HULL  AG  Jerman  Barat.
Secara  keseluruhan  pembangunan  tersebut  selesai  pada  bulan  Juni  1989,
pabrik ini telah dibangun pada tanah seluas 11 Ha dengan kapasitas terpasang
etanol  sebesar  34.400.000  kg/tahun,  Asam  asetat  sebesar  15.600.000
kg/tahun,  sedangkan  untuk  etil  asetat  adalah  sebesar  5.270.850  kg/tahun.
Dengan  rincian  unit  alcohol  plant  selesai  pada  bulan  desember  1988,  unit
acetaldehyde plant dan unit ethyl acetate plant selesai pada bulan Maret 1989
dan unit  acetic acid plant  pada bulan Juni 1989. Produksi komersial produkproduk tersebut dimulai pada tahun 1989, tepatnya pada tanggal 20 Juli 1989
pabrik  tersebut  telah  diresmikan  oleh  Presiden  Soeharto.  Pabrik  ini  sempat
mengalami pergantian nama lagi pada tanggal 4 Oktober 2005 menjadi  PT.
SARASA NUGRAHA Tbk. dan lalu pada tanggal 30 Juli 2006 berubah nama
lagi menjadi PT. INDO ACIDATAMA Tbk. hingga sekarang.
2.5  Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  terletak  di  desa  Kemiri,  kecamatan
Kebakkramat,Kabupaten Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah. Penampakan
atas PT. INDO ACIDATAMA Tbk. dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Penampakan Atas PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
11
Universitas Pamulang
Dimana  pemilihan lokasi ini telah dianalisa dan dianggap memenuhi kriteria
pembangunan pabrik, diantaranya adalah:
1.  Bahan Baku
Bahan baku utama  produksi etanol dari PT.  INDO ACIDATAMA
Tbk.  adalah  tetes  tebu  yang  mana  diperoleh  dari  pabrik  gula.  Dan  pulau
Jawa,  khususnya  provinsi  Jawa  Tengah  memiliki  banyak  pabrik  gula
diantaranya  adalah  PG  Tasikmadu  (Karanganyar),  PG  Colomadu
(Karanganyar),  PG  Ceper  (Klaten)  dan  PG  Cepiring  (Kendal).  Sehingga
hal  tersebut  akan  memudahkan  dalam  perolehan  bahan  baku  untuk
produksi.
2.  Transportasi
Pemasaran produk dilakukan dengan menggunakan angkutan darat
yaitu menggunakan truk dan tangker. Dan oleh karena lokasi pabrik dekat
dengan  jalan  raya,  hal  ini  mempermudah  pendistribusian  produk  kepada
konsumen maupun penyuplai bahan baku.
3.  Tenaga Kerja
Untuk  memenuhi  kebutuhan  tenaga  kerja  tak  terlatih  dapat
diperoleh  dari  penduduk  yang  bertempat  tinggal  di  sekitar  pabrik,
sedangkan untuk tenaga kerja terlatih dapat diperoleh dari lulusan sekolah
keahlian  ataupun  perguruan  tinggi  yang  mana  banyak  terdapat  di  Jawa
Tengah dan sekitarnya.
4.  Utilitas (Air dan Listrik)
Untuk memenuhi kebutuhan air, maka digunakanlah air dari sumur
dalam  (sumur  arthesis)  agar  tidak  mengganggu  ketersediaan  air
lingkungan.  Sedangkan  listrik  diperoleh  dari  PLN  serta  gen erator  dan
genset yang dimiliki oleh pabrik.
5.  Cuaca
Cuaca  di  lingkungan  sekitar  pabrik  juga  mendukung  proses
fermentasi  karena  udara  sekitar  tak  terlalu  panas  ataupun  terlalu  dingin
sehingga baik untuk perkembangan yeast.
12
Universitas Pamulang
6.  Pembuangan Limbah
Limbah  yang dihasilkan oleh PT.  INDO ACIDATAMA Tbk.  ada 2 jenis,
yaitu  limbah  cair  dan  limbah  gas.  Limbah  cair  akan  dibuang  ke  kolam
pengolahan  limbah  untuk  diolah  menjadi  biogas  dan  pupuk  organik,
sedangkan gas keluaran berupa CO
2 akan diolah di PT.  SAMA MANDIRI
yang  juga  merupakan  anak  dari  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  untuk
dijadikan CO
2
cair dan dijual.
2.6  Personalia PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
Perkembangan  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  tidak  hanya  terdapat
pada  kapasitas  dan  teknologi  produksinya,  namun  juga  dalam  sumber  daya
manusianya.  Saat  ini  PT.  IACI  memiliki  karyawan  sejumlah  347  orang,
dimana  lebih  dari  25%  dari  keseluruhan  karyawan  tersebut  memiliki  latar
belakang pendidikan sarjana dan sarjana muda. Perincian tenaga kerja di PT.
IACI adalah:
1.  Tenaga kerja pasca sarjana  : 4 orang
2.  Tenaga kerja sarjana     : 34 orang
3.  Tenaga kerja sarjana muda  : 43 orang
4.  Tenaga kerja SMA    : 182 orang
5.  Tenaga kerja SMP    : 34 orang
6.  Lain-lain      : 50 orang
Pembagian  jam  kerja  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  dibagi
berdasarkan  status  karyawan.  Karyawan  di  PT.  IACI  dibagi  menjadi  dua
kelompok, yaitu karyawan shift dan day shift.
1.  Karyawan Shift
Karyawan  shift  terdiri  dari  karyawan  yang  langsung  berhubungan
dengan  proses  produksi,  diantaranya  dalam  unit  produksi,  utilitas,
fermentasi,  dll.  Jam  kerja  karyawan  shift  dibagi  menjadi  3  jam  kerja  (3
shift):
a.  Shift 1 (pagi), jam 07.00-15.00
b.  Shift 2 (siang), jam 15.00-23.00
c.  Shift 3 (malam), jam 23.00-07.00
13
Universitas Pamulang
Setiap karyawan shift  akan mendapatkan semua jatah shift  tersebut dengan
metode berganti setiap dua hari sekali.
2.  Karyawan Day Shift
Karyawan  day  shift  terdiri  dari  karyawan  yang  tidak  berhubungan
langsung  dengan  proses  produksi,  seperti:  karyawan  administrasi,
sekretariat,  perbekalan,  gudang,  dll.  Jam  kerja  karyawan  day  shift  diatur
sebagai berikut:
a.  Senin-Jum’at  : jam 08.00-16.00
b.  Sabtu-Minggu  : libur
c.  Jam istirahat  : jam 12.00-13.00
d.  Hari libur nasional merupakan hari libur
Untuk menjalin kerjasama yang baik antara perusahaan dan karyawan,
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  juga  memberikan  jaminan  sosial  yang
cukup  baik  bagi  tenaga  kerja,  dimana  ketentuan  jaminan  sosial  yang
berlaku di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. adalah sebagai berikut:
1.  Sarana kesehatan yang berupa poliklinik dan sarana ibadah, mushola.
2.  Sarana  K3  (Kesehatan  dan  Keselamatan  Kerja)  yang  meliputi
perlengkapan sarana kerja dan safety wear.
3.  Transportasi karyawan dengan system pole.
4.  Menyelenggarakan program BPJS Ketenagakerjaan.
5.  Rekreasi dan olahraga.
6.  Dua setel pakaian kerja setiap tahun.
7.  Makan siang bagi karyawan day shift, sedangkan untuk karyawan  shift
jatah sekali makan.
Selain  itu,  peningkatan  mutu  karyawan  juga  dapat  terjalin  dengan
terbentuknya berbagai jenis organisasi antara lain:
1.  SPKEP (Serikat Pekerja Kimia Energi dan Penambangan)
2.  P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
3.  Kokarindo (Koperasi karyawan PT. INDO ACIDATAMA Tbk.)
14
Universitas Pamulang
2.7  Struktur Organisasi
Struktur  organisasi  PT.  IACI  mengikuti  sistem  line  and  staff
organization.  Dimana  bagannya  dapat  dilihat  pada  Lampiran  1.  Adapun
penjabaran tugasnya adalah sebagai berikut:
1.  Chief Executive Officer (CEO)
Disebut  juga  Direktur  Eksekutif  maupun  Presiden  Direktur.  CEO
merupakan  pemegang  saham  terpilih  yang  diangkat  oleh  rapat  umum
pemegang  saham,  bertindak  sebagai  pemegang  pimpinan  tertinggi  dan
bertanggung jawab terhadap seluruh hasil kegiatan usaha perusahaan serta
kepada dewan direksi. Tugas dari CEO antara lain:
a.  Menentukan sasaran akhir bagi perusahaan dan merumuskan kebijakankebijakan  sehingga  organisasi  dapat  mengarah  dan  mencapai  sasaran
akhir.
b.  Menentukan strategi perusahaan.
c.  Memilih dan mengangkat manajer direktur.
d.  Memberikan  pertimbangan-pertimbangan  penting  dalam  pengambilan
keputusan  yang  mana  akan  berdampak  pada  seluruh  usaha  di
perusahaan.
e.  Mengevaluasi hasil kerja manajer direktur selama kurun waktu  tertentu
dan  menentukan  kebijakan-kebijakan  untuk  pengambilan  keputusan
langkah-langkah pembetulan.
2.  Vice Executive Officer to Corporate
Wakil  Presiden  Direktur  merupakan  pimpinan  tertinggi  dalam
organisasi  yang  memegang  komando,  memimpin  seluruh  anggota
organisasi untuk mengarah ke tujuan perusahaan. Adapun tugasnya antara
lain:
a.  Menyusun  pemecahan  dari  strategi  perusahaan  baik  rencana  jangka
panjang, menengah, dan pendek.
b.  Memimpin kegiatan perusahaan sehari-hari, terutama koordinasi fungsi
di dalam perusahaan. 
15
Universitas Pamulang
3.  Plant Executive Officer
Direktur  Lapangan  merupakan  pimpinan  yang  membawahi
departemen  dalam  bidang  proses  dan  produksi.  Bertanggung  jawab
langsung  kepada CEO  Wakil Presiden Direktur. Adapun tugasnya  antara
lain:
a.  Merencanakan kegiatan operasional di plant.
b.  Memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya.
c.  Memelihara kelancaran proses dan produksi.
d.  Mengendalikan  kegiatan  operasional  proses  dan  produksi  dengan
mengadakan  evaluasi  terhadap  hasil  kegiatan  diikuti  dengan
pengambilan tindakan perbaikan yang diperlukan.
e.  Ikut melaksanakan dan memupuk kekompakan diantara karyawan.
  Vice Executive to Plant
Wakil  Direktur  Lapangan  bertugas  untuk  membantu  kegiatan
direktur  lapangan  dan  memimpin  langsung  departemen  yang
berkaitan dalam kegiatan proses dan produksi, antara lain:
  Production Department (Departemen Produksi)
  Utility Department (Departemen Utilitas)
  Electric Department (Departemen Pengadaan Listrik)
  Mechanic Department (Departemen Mesin)
  Environment Department (Departemen Lingkungan)
4.  Commercial Executive Officer
Direktur  komersial  merupakan  personalia  yang  membidangi  fungsi
pemasaran, mengatur dari mana memperoleh dana modal dan menetapkan
besarnya dividen, serta mengatur distribusi barang dari perusahaan. Bagian
ini  membawahi  beberapa  departemen,  antara  lain  departemen  marketing,
penjualan dan logistik. Dimana tugas dari direktur komersial adalah untuk:
a.  Merencanakan  kegiatan  operasional  di  bidang  pemasaran,
merencanakan investasi yang harus dilakukan oleh perusahaan.
b.  Pengendalian kelancaran aliran pemasukan dan pemasaran.
16
Universitas Pamulang
c.  Mengevaluasi  kegiatan  pendistribusian  barang  dari  dan  ke  dalam
perusahaan.
d.  Ikut memupuk kekompakan dan kerjasama antar karyawan.
  Vice Executive to Commercial
Wakil Direktur komersial bertugas untuk membantu kegiatan direktur
komersial dan memimpin langsung departemen yang berkaitan dalam
kegiatan aliran pemasaran dan logistik, antara lain:
 Marketing Adm Department (Departemen Pemasaran)
 Sales Department (Departemen Penjualan)
 Logistic Department (Departemen Logistik)
5.  Finance Adm Executive Officer
Merupakan  bagian  yang  mengatur  dan  mencatat  aliran  kas  dana
masuk  dan  keluar,  melaksanakan  kegiatan  keuangan  sehari-hari  dan
pemeliharaan kegiatan operasional keuangan dengan mengadakan evaluasi
terhadap  hasil  kegiatan  di  bidang  keuangan,  dan  melakukan  kebijakan
perbaikan.
  Vice Exc. to Ind Relation
Wakil  Direktur  keuangan  bertugas  untuk  membantu  kegiatan  direktur
keuangan  dan  memimpin  langsung  departemen  yang  berkaitan  dalam
kegiatan aliran kas, antara lain:
 Accounting Department (Departemen Akuntansi)
 Finance (Departemen Keuangan)
 Com Data Proc (Data Karyawan)
 Human Res Department (Departemen Sumber Daya Manusia)
 General Aff Department (Departemen Umum) 
17
Universitas Pamulang
BAB III
UNIT PENGOLAHAN
Kawasan  proses  dan  produksi  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.
dibagi  atas  beberapa  unit-unit.  Unit  tersebut  dibagi  berdasarkan  fungsi  kerjanya
masing-masing  dan  dalam  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  terdapat  12  unit
pengolahan.
3.1  Unit Power House (AREA 000)
Unit power house disini merupakan salah satu cabang dari departemen
utilitas yang menangani supply energi (listrik) ke plant dan kantor.
3.2  Unit Storage (AREA 100)
Unit  ini  menampung  molases  mentah  yang  merupakan  bahan  baku
proses  fermentasi.  Tetes  tebu  (molases  mentah)  dengan  kekentalan  minimal
85
o
Brix,  disaring  untuk  menghilangkan  kotorannya  dan  dimasukkan  ke
dalam  hopper  molases  untuk  disimpan.  Disini  terdapat  empat  buah  tangki
penyimpanan tetes dipompa ke unit fermentasi untuk difermentasi.
3.3  Unit Fermentasi (AREA 200)
Pada unit ini tetes tebu  difermentasi menjadi mash, proses fermentasi
berlangsung di dalam tangki fermentor dengan menggunakan ragi/yeast  dan
penambahan nutrien yang mengandung unsur N dan P. Nutrisi N (Nitrogen)
diperoleh  dari  pupuk  urea,  sedangkan  nutrisi  P  (Fosfat)  diperoleh  dari
penambahan asam fosfat. Mash yang dihasilkan dari unit ini memiliki kadar
alkohol 8-10% bV, kemudian dikirim ke Unit Alkohol untuk didistilasi. Pada
unit ini terdapat tiga bagian utama yaitu:
1.  Seed fermentor
Tangki  seed  fermentor  merupakan  tangki  awal  yang  berfungsi
untuk  mengembang-biakkan  yeast  berupa  Saccharomyces  cereviseae
stain  Kyowa  sehingga  proses  yang  berlangsung  di  dalamnya  masih
berupa  reaksi  aerob.  Tangki  ini  berjumlah  3  tangki  (209  A,  209  B  dan
18
Universitas Pamulang
209  C)  serta  memiliki  kapasitas  2  m
3
.  Sebelum  digunakan  tangki  ini
harus dicuci dan disterilisasi dahulu dengan menggunakan air dan steam.
2.  Pre fermentor
Tangki  pre  fermentor  juga  berfungsi  sebagai  tangki
pengembang-biakan  yeast  dalam kapasitas yang lebih besar yaitu 50 m
3
.
Tangki pre fermentor  ini berjumlah 2 buah (FC 211 dan 212) sebenarnya
ada  1  tangki  pre  fermentor  lagi  yaitu  tangki  FC  210,  namun  saat  ini
sudah  tidak  dipakai  karena  dengan  menggunakan  tiga  tangki  pre
fermentor  dinilai  lebih  tidak  efektif.  Pada  tangki  ini  juga  harus
dibersihkan dan disterilisasi dahulu sebelum dipakai.
3.  Main fermentor
Tangki  main  fermentor  berfungsi  sebagai  tempat  fermentasi
utama  (perubahan  gula  menjadi  etanol)  sehingga  berlangsung  secara
anaerob.  Sebelum  digunakan  tangki  ini  juga  harus  dibersihkan  dan
disterilkan  dengan  menggunakan  steam,  setelah  itu  didinginkan  dengan
menggunakan blower.  Proses pada unit fermentasi ini berlangsung secara
batch,  dan  penjabaran  proses  fermentasi  akan  dijabarkan  pada  bab
fermentasi.
3.4  Unit Alkohol (AREA 300)
Unit  alkohol  ini  mendistilasi  mash  hasil  dari  unit  fermentasi  untuk
mendapatkan alkohol berkadar 96,5% bV, bebas metanol,  acetaldehyde  dan
logam  berat.  Sebagian  etanol  tersebut  digunakan  sebagai  bahan  baku
pembuatan  asetaldehid  dan  etil  asetat,  sedangkan  sisanya  dijual.  Juga
dihasilkan  head  alcohol  (94,9  %)  yang  masih  mengandung  acetaldehyde,
feint alcohol  (89,3%), serta  fussel oil  (non-commercial by product). Dimana
alat-alat utama pada unit alkohol ini diantaranya adalah:
1.  Mash distilling column/Menara penyulingan mash (DA-301)
Menara  ini  berfungsi  untuk  memisahkan  etanol  dari  pengotor
(stillage) yang terdapat dalam mash. Umpan menara ini berasal dari tangki
penyimpanan  mash  (FC  203).  Dimana  hasil  bawah  yang  diperoleh
(stillage) dapat juga digunakan sebagai umpan pemanas mash dalam  pre
19
Universitas Pamulang
heater (HE 301) sebelum dibuang ke kanal. Menara ini merupakan menara
distilasi  vakum  dengan  39  tray  dan  dengan  sumber  energi  utama  berupa
steam dengan sistem open steam.
2.  Rectifying column/Menara pemurnian (DA 302)
Menara  ini  merupakan  menara  pemurnian  alkohol  mentah
dengan  tray  yang  berfungsi  untuk  memisahkan  lutter  water  dari  alkohol
(etanol)  sebagai  hasil  dari  menara  hidroseleksi  dan  untuk  pengambilan
heads, feints  serta  fussel oil.  Hasil atas  menara ini berupa etanol sebagai
komponen utama, dimasukkan ke dalam  falling film heat exchanger  (AE
301)  untuk  diembunkan.  Hasil  kondensasi  tersebut  diumpankan  kembali
ke menara recovery.
Hasil  bawah  menara  ini  berupa  lutter  water  yang  sebelum
dibuang ke  kanal dimanfaatkan dahulu panas pengembunannya pada hasil
bawah menara pemurnian di  falling heat exchanger  (AE 301). Hasil uap
yang mana berupa  steam  diumpankan sebagai sumber panas pada menara
penyulingan  mash.  Sebagian  hasil  cair  dimanfaatkan  sebagai  penyerap
pada absorber (WC 301) dan sisanya dikembalikan ke AE 301.
Hasil  utama  dari  menara  ini  adalah  etanol  netral  yang
didinginkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke tangki penyimpanan
produk  (area  600),  sebagian  dari  etanol  netral  ini  dialirkan  ke  unit
asetaldehid (area 400), dan sebagian lagi ke unit etil asetat (area 500) dan
sisanya dijual.
Hasil samping menara DA 302 diumpankan ke menara rekoveri
untuk diambil etanolnya lagi. panas sebagai media pemisah pada menara
pemurnian diperoleh dari sistem open steam dengan pembawa panas steam
dari unit ketel.
3.  Hydroselection column (DA 303)
Menara  ini  merupakan  kolom  dengan  sieve  tray  yang
menggunakan steam  langsung sebagai sumber energi utama dan berfungsi
untuk memisahkan etanol dari pengotor ringan yang berasal dari hasil cair
kondensor (HC 301 dan HC 302) dan  absorber  (WC 301). Etanol diambil
dari  hasil  samping  menara  rekoveri  (DA  304)  dan  lutter  water  sebagai
20
Universitas Pamulang
hasil  bawah.  Lutter  water  dari  menara  ini  bersama  etanol  yang  terserap
(crude  ethanol)  sebagian  dikembalikan  ke  menara  hidroseleksi  dan
sebagian lagi diumpankan ke menara pemurnian (DA 302).
Hasil atas menara DA 303 yang berupa etanol dengan pengotor
ringan diumpankan ke menara rekoveri (DA 304) untuk diambil etanolnya
sekaligus  diambil  energi  (panas)  sebagai  sumber  panas  pada  menara
tersebut.  Sebagai  media  pemisah  pada  menara  hidroseleksi  digunakan
dengan energi panas dari:
1.  Sistem open steam dengan pembawa steam dari unit ketel (area 800).
2.  Memanfaatkan panas dari  lutter water  (hasil bawah  yang mana  akan
dikembalikan  lagi  ke  menara  hidroseleksi  setelah  melewati  HE  303
dengan pemanas refluks dari F 301).
3.  Recovery column (DA 304).
Menara  ini  merupakan  menara  rekoveri  dengan  tray  yang
berfungsi  untuk  mengambil  etanol  yang  masih  terbawa  pengotor  ringan
dari menara hidroseleksi (DA 303), etanol diambil dengan pemurnian yang
tidak diembunkan dalam AE 301. Energi yang digunakan pada kolom ini
berasal  dari  uap  hasil  atas  menara  DA  303  yang  dimasukkan  pada  dasar
bawah DA 304 ini. Cairan yang berasal dari  tray  ke 20 menara DA 302,
yang  mana  masih  mengandung  fussel  oil,  feints  dan  head  alcohol  juga
dimasukkan ke dalam menara DA 304.
Hasil  atas  menara  ini  diembunkan  dalam  kondensor  (HC  301
dan  HC  304),  dimana  air  pendingin  berasal  dari  menara  pendingin  (area
700), sebagian hasil kondensasi tersebut dikembalikan sebagai refluks dan
sisanya  diambil  sebagai  heads  ethanol,  sedangkan  gas  yang  tak  dapat
dikondensasikan dibuang ke udara. Hasil samping menara rekoveri berupa
feints  dan  fussel  oil.  Fussel  oil  dicuci  dalam  menara  pencucian  sebelum
diambil  produk  etanol  yang  terserap  dikembalikan  ke  menara  rekoveri.
Hasil bawah menara rekoveri yang berupa lutter water dibuang ke kanal.
21
Universitas Pamulang
3.5  Unit Acetaldehyde (AREA 400)
Unit ini bertugas  untuk mengolah alkohol menjadi produk intermediet
asetaldehid.  Asetaldehid  hasil  reaksi  tersebut  nantinya  akan  digunakan
sebagai  bahan  baku  area  450  (unit  asam  asetat).  Dimana  saat  ini  area  400
tidak  digunakan  lagi  karena  perusahaan  untuk  saat  ini  tidak  memproduksi
asam asetat maupun acetaldehyde. Dalam pembuatan asetaldehid, reaksi yang
terjadi  adalah  reaksi  oksida  parsial  alkohol  pada  suhu  tinggi  dengan
menggunakan  katalisator  perak  (Ag)  dengan  jenis  reaktor  fixed  bed.  Unit
asetaldehid ini terdiri dari tiga seksi, yaitu:
1.  Seksi persiapan bahan
Seksi  ini  bertugas  untuk  memekatkan  dan  memisahkan  etanol  dengan
air,  menguapkan  etanol,  serta  mencampur  uap  etanol  dan  udara  dalam
perbandingan yang tepat sebelum dicampurkan ke reaktor.
2.  Seksi reaksi
Seksi  ini  bertugas  mereaksikan  etanol  dan  udara  menjadi  asetaldehid.
Reaksi yang berlangsung adalah:
Gas hasil reaksi  yang terdiri dari asetaldehid, etanol, nitrogen, oksigen,
air dan beberapa gas lain langsung didinginkan sebelum keluar reaktor.
3.  Seksi pemurnian hasil
Seksi ini  bertugas untuk mengambil asetaldehid sebanyak mungkin dan
mengembalikan zat-zat pereaksi untuk direaksikan kembali.
3.6  Unit Asam Asetat (AREA 450)
Unit  ini  bertugas  untuk  mengolah  asetaldehid  menjadi  asam  asetat.
Namun saat ini asam asetat tidak diproduksi mengingat harga untuk produksi
saat ini lebih tinggi dari biaya membeli asam asetat langsung yang dari bahan
baku  minyak  bumi.  Asam  asetat  yang  dihasilkan  di  unit  ini  memiliki  kadar
99,9%  bW.  Dimana  dalam  unit  ini  pembuatan  asam  asetat  mengalami  dua
tahap proses alam yaitu dalam seksi reaksi dan seksi distilasi.  
22
Universitas Pamulang
1.  Seksi reaksi
Seksi  ini  terdiri  dari  tiga  reaktor  bantu  (reaktor  A,  B  dan  C)  dan
dengan  masker  kolom  aldehid  dioksidasi  dengan  udara  dari  kompresor
final  oxidizer  dan  dimasukkan  dalam  reaktor  gelembung  dengan  tekanan
tinggi  serta  fase  cair  dan  katalis  mangan  asetat.  Reaksi  yang  terjadi
merupakan  reaksi  eksotermis  sehingga  dibutuhkan  pendingin  untuk
mengambil panas dari hasil reaksi. Dimana reaksi ini akan menghasilkan
asam  asetat  mentah  dan  dicampurkan  ke  raktor  bantu  untuk  dioksidasi
dengan  oksigen  sisa  dari  reaktor  A.  Hasil  dari  reaktor  B  diumpankan  ke
final oxidizer untuk diberikan ke seksi distilasi, sedangkan sisa dari reaktor
A digunakan sebagai recycle aldehid.
2.  Seksi distilasi
Seksi ini  terdiri dari tiga bagian yaitu  main column,  recovery column
dan  dehydration  column.  Hasil  reaksi  diumpankan  ke  kolom  pemisah
dengan  alat  steam  lalu  dikondensasikan  dan  sebagian  lagi  direfluks  di
recovery  column.  Hasil  bawah  digunakan  recycle  katalis  reaktor  hasil
kondensasi dan hasil refluks sebagian diambil sebagai produk asam asetat.
Hasil  atas  dari  main  column  berupa  air  dan  asam  asetat  didinginkan
menghasilkan metil asetat, kemudian diumpankan  ke  dehydration benzene
column. Komponen ringan asam asetat naik ke atas dan air yang ikut diikat
oleh  benzene. Hasilnya  direfluks dan sebagian diumpankan ke ekstraktor
untuk  diambil airnya dengan menggunakan pelarut  dan terbentuk dua fasa
yaitu fraksi minyak yang diekstrak dengan  benzene  dan fraksi air dibuang
ke kanal. Uap didinginkan menjadi produk asam asetat.
3.7  Unit Ethyl Acetate (AREA 500)
Pada unit etil asetat ini terjadi dengan reaksi esterifikasi dengan katalis
resin. Dimana reaksi esterifikasi ini terjadi dengan rumusan
Reaksi  yang  terjadi  merupakan  reaksi  kesetimbangan  sehingga  untuk
menggeser  kesetimbangan  ke  arah  produk  (kanan)  perlu  dilakukan
pengurangan  produk  reaksi  dari  dalam  reaktornya  dan  digunakan  pereaksi
23
Universitas Pamulang
asam  asetat  berlebihan.  Unit  ini  memiliki  dua  seksi  yaitu  seksi  reaksi  dan
pemurnian hasil melalui distilasi.
3.8  Unit Kompresor (AREA 550)
Pada  unit  kompresor  ini  merupakan  penyedia  udara  tekan  untuk
proses  produksi  di  area  400  dan  450  serta  udara  kering/internal  untuk
penggerak  pneumatik  peralatan  di  semua  area,  dimana  penggunaan
terbesarnya  adalah  di  plant.  Untuk  keterangan  lebih  lengkap  tentang
kompresor akan dijelaskan pada bab utilitas.
3.9  Unit Produk (AREA 600)
Unit  ini  digunakan  untuk  menyimpan  produk  yang  dihasilkan  dari
area 300 maupun 450. 
3.10 Unit Cooling Tower (AREA 700)
Unit  ini merupakan unit penghasil air utama baik air proses maupun
air lunak. Yang mana akan lebih djelaskan pada bab utilitas.
3.11  Unit BBM (AREA 800)
Unit  ini  merupakan  unit  penyimpan  dan  pengolah  BBM  dari
pertamina  yaitu  berupa  residu  yang  mana  akan  diumpankan  ke  boiler.
Namun sejak kenaikan harga BBM dan juga produksi biogas  yang baik oleh
PT. INDO ACIDATAMA Tbk., maka unit ini sudah tidak dioperasikan.
3.12  Unit Pengolahan Limbah (AREA 900)
Unit  ini  sekaligus  berperan  sebagai  penghasil  biogas  untuk  umpan
boiler.  Informasi  lebih  lanjut  tentang  unit  ini  akan  dijelaskan  pada  bab
pengolahan limbah.  
24
Universitas Pamulang
BAB IV
PROSES
Pada  awalnya  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  memproduksi  etanol,
asam  asetat  dan  etil  asetat.  Namun,  karena  saat  ini  biaya  produksi  asam  asetat
lebih besar dari pada biaya untuk hanya dengan membelinya, maka produksi asam
asetat untuk sementara dihentikan, dan untuk bahan baku etil asetat, asam asetat
didapatkan dengan membeli asam asetat tersebut. Proses pembuatan etanol pada
hakikatnya  terdiri  dari  proses  fermentasi  bahan  baku  tetes  tebu  (molases)  yang
mana  merupakan  hasil  samping  pembuatan  gula  pasir  menjadi  mash,  kemudian
setelah  itu  mash  tersebut  yang  telah  mengandung  kadar  alkohol  8-10%  akan
didistilasi  menjadi  alkohol  (etanol).  Proses  pembuatan  asam  asetat  terdiri  dari
proses  oksidasi  uap  etanol  dengan  udara  dalam  reaktor  fixed  bed  menjadi
asetaldehid,  lalu  asetaldehid  cair  tersebut  dioksidasi  lagi  dengan  udara  dalam
reaktor gelembung menjadi asam asetat. Sedangkan proses pembuatan etil asetat
merupakan  hasil  reaksi  esterifikasi  antara  asam  asetat  dengan  etanol  yang
berlangsung dalam reaktor fixed bed.
4.1  Proses Umum
Secara umum, proses produksi yang terjadi meliputi tiga proses utama yaitu:
4.1.1  Proses Fermentasi
Tetes  tebu  sebagai  bahan  baku  dari  beberapa  pabrik  gula
diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tangki dan disimpan ke
dalam  5  tangki  tetes  dengan  kapasitas  simpan  64.000  ton.  Pada  unit
fermentasi,  tetes  tebu  difermentasi  menjadi  mash,  proses  fermentasi
dengan menggunakan ragi/yeast “High Bio Technology” dan ditambah
nutrisi  yang  mengandung  unsur  N,  P  dan  lain-lain.  Mash  yang
dihasilkan memiliki kadar etanol 8-10% dan siap didistilasikan.
4.1.2  Proses Distilasi
Mash dari unit fermentasi didistilasi vakum. Produk utama yang
dihasilkan  adalah etanol “Super Prima” dengan kemurnian 96,5% bV,
bebas  dari  metanol,  asetaldehid  dan  logam  berat.  Sedangkan  hasil
sampingan adalah etanol teknis yang kemudian diolah menjadi spirtus.  
25
Universitas Pamulang
4.1.3  Proses Oksidasi
Pada  unit  uap  etanol  dioksidasi  dengan  udara  di  dalam  reaktor
fixed  bed  dengan  menggunakan  katalisator  padatan.  Produk
asetaldehid  yang  dihasilkan  memiliki  kemurnian  99,9%  bW.  Dalam
unit  ini  seluruh  produk  asetaldehid  diolah  menjadi  asam  asetat.
Asetaldehid  fasa  cair  dioksidasi  dengan  udara  di  dalam  reaktor
gelembung dengan katalisator cair.
4.2  Proses Produksi Produk Utama
PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  saat  ini  hanya  memproduksi  dua
produk  komersil  yaitu  alkohol  (etanol)  dan  etil  asetat.  Sementara  untuk
asetaldehid dan asam asetat tidak diproduksi lagi.
4.2.1  Alkohol
Proses pembuatan  alkohol pada  PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
di area 300 ini sangat bergantung dengan area 200 (Fermentasi). Pada
unit ini, mash hasil fermentasi yang mana memiliki kadar etanol 8-9%
dipompa dengan P  301 dan dialirkan lewat  heat exchanger  (HE 301)
untuk dipanaskan menuju atas kolom DA 301 (mash column). Dalam
kolom ini, mash tersebut akan terpisah menjadi dua yaitu fraksi berat
berupa  stillage,  dan  fraksi  ringan  berupa  etanol  dan  uap  air.  Fraksi
ringan  tersebut  akan  masuk  ke  kondenser  (HC  301)  untuk
dikondensasikan.
Hasil  yang  telah  terkondensasi  akan  turun  ke  bawah  dengan
dibantu  pompa  P  303  dan  masuk  ke  kolom  DA  303  (hydroselection
column)  dan  melewati  HE  302,  di  kolom  hidroseleksi  ini,  proses
hidroseleksi  akan  terjadi  antara  tray  25.  Sedangkan  yang  tidak
terkondensasi akan dialirkan ke HC 302 untuk dikondensasikan  lagi.
Perbedaan  antara  kondensor  pertama  (HC  301)  dan  kedua  (HC  302)
adalah  pada  HC  301  merupakan  kondensor  parsial  dan  HC  302
merupakan  kondensor  total.  Jika  kondensasi  pada  HC  302  masih
kurang, maka akan dialirkan ke WC 301 (absorber). Kondensor (HC
26
Universitas Pamulang
301 dan 302) memakai prinsip shell and tube dalam proses pertukaran
panasnya.
Dalam  kolom  hidroseleksi  (DA  303)  lutter water  dari  DA  302
tersebut  dimurnikan  lagi,  hasil  bawah  DA  303  juga  masih  berupa
lutter water sebagian dialirkan lagi ke DA 302 lewat pompa P 307 dan
FA  302  untuk  mengurangi  impuritasnya  dan  masuk  ke  DA  302
melalui  tray  12.  Sebagian  lagi  akan  dimasukkan  ke  HE  303  lewat
pompa P 310 untuk diambil panasnya guna membantu pemanasan di
DA 303 dan dialirkan kembali ke DA 303 melalui tray atas.
Pada DA 302 terjadi pembagian side product  dan main product.
Tray 13-16 menghasilkan side product berupa fussel oil (FO), tray 18,
20, 22 dan 24 menghasilkan  side product  berupa  feints.  Main product
dihasilkan lewat  tray  59, 63 dan 67.  Main product  akan dialirkan ke
product storage  dengan melewati HE 304 untuk didinginkan terlebih
dahulu.  Side product  dilarutkan ke DA 304 (recovery column) untuk
diambil lagi etanol yang masih terkandung di  dalamnya. Produk (hasil
atas) yang masih lolos dari DA 302 akan masuk ke AE 301 (pressure
drop  dan  kondensor),  hasil  yang  terkondensasi  dalam  AE  301  akan
dipompa  oleh  P  306  untuk  dikembalikan  lagi  ke  DA  302  dan  yang
masih lolos lagi akan dialirkan ke kolom DA 304.
Pada  DA  304  (kolom  rekoveri),  energi  utama  diambil  dari
kolom 3. Produk utama dari kolom ini akan dipompa oleh P 308 untuk
dikembalikan  ke  DA  303.  Feints  pada  kolom  ini  akan  langsung
dikeluarkan  sebagai  produk.  Sedangkan  FO  (fussel  oil)  dari  DA  304
akan  masuk  ke  ekstraktor  (FW  301)  untuk  memisahkan  antara  FO
dengan  etanol  dan  pelarut  air.  Etanol  yang  telah  dipisahkan  dalam
ekstraktor  tersebut  akan  dikembalikan  lagi  ke  kolom  DA  304.  Hasil
atas DA 304 yang berupa alkohol teknis (head) akan dikondensasikan
di HC 303 dan HC 304. Hasil yang terkondensasi akan dipompa lewat
P 309 untuk dikembalikan lagi ke DA 304 untuk kemudian mengikuti
siklus proses lagi. Dimana diagram alir untuk  proses produksi alkohol
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
27
Universitas Pamulang
Gambar 4.1 Diagram Alir (PFD) Pembuatan Alkohol
Alkohol yang dihasilkan oleh PT. IACI harus memenuhi spesifikasi:
Penampakan  :  Bening
Bau dan rasa  :  Spesifik
Kadar  :  minimal 96,5% volume
Waktu tes permangat  :  min 30 menit
Fussel oil  :  maks 0,2 mg/100 mL
Acetaldehyde  :  maks 0,2 mg/100 mL
Asam asetat  :  maks 0,4 mg/100 mL
Asam asetat dan methyl eter  :  maks 2 g/100 mL
Basa dan furfural  :  tak terdeteksi
Abu  :  maks 0,5 mg/100 mL
4.2.2  Etil Asetat
Pada  proses  pembuatan  etil  asetat  memakai  dua  bahan  dasar
yaitu  etanol  dan  asam  asetat.  Feed  etanol  dipompa  lewat  pompa  P
501 menuju RE 501 sedangkan asam asetat dipompa melalui P 502
juga  menuju  RE  501.  Jumlah  yang  masuk  ke  dalam  proses  dapat
dianalisa  dengan  FICQ  (Flow  Indicator  Control  Quonter)  5002
28
Universitas Pamulang
(etanol) dan 5003 (asam asetat) dengan perbandingan jumlah etanol :
asam asetat adalah 1:3 dan yang dipakai adalah asam asetat berlebih. 
Reaksi esterifikasi terjadi di tangki RE 501 dan dibantu oleh tangki
RE  5011  dan  5012.  Setelah  tangki  RE  501  ini  penuh,  maka
campuran  etanol  dan  etil  asetat  tersebut  dimasukkan  dalam  tangki
evaporasi  yaitu  ET  501  untuk  dioperasikan  pada  suhu    103
0
C.
Pemanasan  (steam)  di  ET  501  diatur  oleh  valve  FIC  5001.
Pengaturan level pada tangki RE mupun ET diatur pada 34% hingga
maksimal  40%.  Jika  pada  tangki  RE  pengaturan  itu  dimaksudkan
untuk  menambahkan  komponen  yang  mungkin  kurang,  sedangkan
untuk  ET  pengaturan  tersebut  dikarenakan  koil  pemanas  hanya
tercelup  sedalam  40%  dari  level  tangki.  Sebelum  pemanasan
dimulai,  terlebih  dahulu  larutan  dicek  komposisi  air  harus  20-25%
bW, etanol 1,5-2,5% bW, asam asetat 60-65%bW, dan etil asetat 11-15%bW.  Selama  pemanasan,  valve  FIC  5005  dibuka  penuh  (full
open), sistem  valve  di  area 500 ini semuanya menggunakan sistem
pneumatic signal. Pengaturan suhu pada tangki RE lebih rendah dari
tangki ET. ET juga berfungsi sebagai sumber energi di DA 501 dan
RE.
Valve  FIC 5005 akan mengatur  flow  dari tangki ET menuju DA
501  dan  operasi  ini  dipasang  suatu  kontrol  pengamanan  (safety
device)  503.  Jika  tekanan  di  DA  501  terlalu  tinggi,  safety  device
akan menaikkan air untuk menutup  valve.  Pada DA 501 sudah ada
pemisahan  EA  tahap  pertama,  hasil  atas  dari  DA  501  berupa  EA
dengan  pengotor  etanol  yang  mana  akan  di  kondensasikan  di  HC
501. Hasil yang terkondensasi (etanol) akan masuk kembali ke DA
501, sedangkan yang tak terkondensasi akan disalurkan ke DA 502.
Hasil  bawah  kolom  DA  501  yang  mana  berupa  asam  asetat  akan
dikembalikan ke ET dan RE.
Pada DA 502 terjadi pemisahan antara etanol dengan etil asetat
melalui  teknik  distilasi.  Panas  untuk  DA  502  diperoleh  dari  uap
langsung yang mana diatur oleh kontroler FIC 5020. Uap etil asetat
29
Universitas Pamulang
akan naik ke atas (hasil atas), sedangkan etanol diambil di  tray  34,
29 dan 24. Etanol diambil sebagai  side stream  dan dimasukkan lagi
ke tangki ET. Suhu pada tray  34 dikontrol dengan indikator TI 5022
(75,6-77,2
0
C)  dan  TI  5025  (81,5-83,8
0
C),  dan  aliran  side  stream
dikontrol  dengan  FIC  5021.  Pengaturan  temperatur  sangat  penting
agar air (sebagai  solvent) tidak naik sehingga tidak akan  membebani
ET dan tidak menganggu reaksi di RE 501. Hasil atas dari DA 502
yang berupa etil asetat dikondensasikan di AE 501, AE 501 ini juga
digunakan sebagai reboiler untuk DA 504. Hasil yang terkondensasi
dari  AE  501  akan  dilewatkan  ke  HE  502  untuk  didinginkan,  lalu
sebagian dipompa dengan P 505 untuk digunakan sebagai umpan di
DA  503  dan  sebagian  lagi  digunakan  sebagai  refluks  di  DA  502.
Sedangkan yang tidak terkondensasi akan dikondensasikan kembali
melalui HC 502.
Pada DA 503 terjadi pemisahan etanol  dengan etil asetat secara
azeotropik  dengan  memakai  pelarut  berupa  air  untuk  melarutkan
etanol (etil asetat tidak terlarut dalam air). Umpan dimasukkan dari
bawah  sedangkan  air  proses  (air  lunak)  masuk  dari  atas  kolom.
Etanol kemudian akan terlarut dalam air dan mengalir ke bawah dan
dipompa dengan P 504, kemudian dimasukkan lagi ke DA 502 lewat
tray  20.  Namun  sebelum  memasuki  DA  502,  larutan  etanol-air
tersebut  dipanaskan  dengan  HE  501  dengan  pemanas  adalah  lutter
water  (hasil  bawah)  dari  DA  502  sebelum  dibuang  ke  kanal.  Dari
DA 503 etil asetat akan mengalir ke atas. Di tray atas DA 503 terjadi
interface level  (atas etil asetat, bawah air). EA akan dialirkan ke DA
504 secara gravitasi dengan prinsip pipa U.
Pada DA  504 bekerja dibawah tekanan vakum dengan bantuan
pompa vakum P 508. Etil asetat akan mengalir di bawah, sebagian
diambil  sebagai  produk  dengan  didinginkan  terlebih  dahulu  lewat
HE 503 dan masuk ke product storage. Sebagian lagi diambil untuk
sirkulasi  di  AE  501  untuk  mengambil  panas  dari  gas  di  DA  502
melalui pompa P 509. Gas-gas akan mengalir ke atas dan kemudian
30
Universitas Pamulang
dikondensasikan  dengan  HC  503  (main  condensor).  Yang  sudah
terkondensasi  akan  dipompa  dengan  P  507.  Sebagian  akan
digunakan  sebagai  refluks  DA  504,  dan  sebagian  lagi  diumpankan
kembali ke  DA 503 dengan terlebih dahulu didinginkan di HE 502.
Sedangkan  yang belum terkondensasi akan dikondensasikan lagi di
final condensor (HC 504).
Off gas (gas yang tak tertangkap, biasanya berupa impuritas ME,
alkohol/ester  fraksi  berat)  yang  tertangkap  di  shell  water  dipompa
dengan P 508 lalu dialirkan ke Box Vacuum dan dialirkan lagi ke FA
501.  Kemudian  dialirkan  lagi  ke  DA  503  di  tray  tengah  dengan
pompa  P  512.  Off  gas  yang  tidak  tertangkap  di  box  vacuum  akan
dibuang ke udara melalui  vent gas. Etil asetat  yang dihasilkan harus
memiliki spesifikasi:
a.  Konsentrasi minimum 99,9% bW
b.  Kandungan air maksimum 150 ppm
c.  ACDT (keasaman) min 25 ppm
d.  APA (TINGKAT WARNA) < 8
Diagram alir proses produksi asam asetat di PT. INDO ACIDATAMA
Tbk. dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Alir (PFD) Pembuatan Etil Asetat
31
Universitas Pamulang
BAB V
FERMENTASI
5.1  Kulturisasi
Kulturisasi  merupakan  tahapan  untuk  memperbanyak  yeast  sebelum
memasuki tahapan fermentasi. Yeast  yang dipakai dalam proses di PT.  INDO
ACIDATAMA  Tbk.  adalah  Saccaromyces  cereviseae  dari  strain  “Kyowa”.
Kulturisasi  ini  dilakukan  di  laboratorium  mikrobiologi  PT.  INDO
ACIDATAMA  Tbk.  Untuk  menjaga  mutu,  maka  sebelum  masuk  ke  unit
fermentasi,  dilakukan  pengecekan  terhadap  molases  untuk  mengetahui
apakah molases tersebut masih layak untuk digunakan atau tidak, pengukuran
yang  dilakukan  meliputi  pengukuran  gula  pereduksi/TSAI  (Total  Sugar  As
Invert). dengan metode Lane Eynon, kadar gula sisa dengan metode Somogy,
berat  jenis,  pH,  jumlah  sel,  kadar  alkohol,  kadar  abu,  total  padatan,  yield
alkohol,  gula  tak  terfermentasi,  brix.  Jumlah  sel  juga  dihitung  dengan
menggunakan haemacytometer, dengan perhitungan sebagai berikut:
( )                      
Dimana:
A  =  Jumlah sel dalam 5 kotak haemacytometer
5.10
4
=  Volume dalam 5 kotak
Dalam  laboratorium mikrobiologi, pengembangan  yeast  dilakukan di
dalam ruang mikrosteril. Setiap 1 minggu dibuat 2 kali kultur baru di unit 200
dengan waktu pertumbuhan  yeast  adalah    1-2 hari. Pada 1 kali kultur baru,
membuat 4 botol kultur, masing-masing pada media pertama dan kedua yang
mana memenuhi spesifikasi yang sama, namun volumenya berbeda. Dimana
kulturisasi dilakukan dengan langkah seperti ditunjukkan pada Gambar 5.1.
32
Universitas Pamulang
Gambar 5.1 Diagram Proses Kulturisasi Yeast PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
5.2  Fermentasi
Fermentasi  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  ini  dilakukan  dengan
sistem  batch.  Dimana dalam satu batch terdiri atas satu  seed fermentor,  pre
fermentor  dan main fermentor. Tangki seed fermentor  terdiri atas tiga tangki,
yaitu tangki 209 A,B dan C. Tangki pre fermentor terdiri atas tangki FB 210,
211 dan 212. Sedangkan untuk tangki  main fermentor  memiliki enam tangki
dengan  tiga  tangki  berkapasitas  750  m
3
(tangki  FB  213,  214  dan  215),
sedangkan  tiga  tangki  lainnya  memiliki  kapasitas  1000  m
3
(tangki  FB  216,
217 dan 218).  
33
Universitas Pamulang
1.  Seed fermentor
Seed  fermentor  merupakan  tempat  starter  pertama  pembenihan  atau
pertumbuhan  jasad.  Proses  dalam  seed  fermentor  terdiri  dari  proses
persiapan  media,  pembuatan  media,  pendinginan  media,  pembiakan
media,  dan  kondisi  operasional  selama  inkubasi.  Ilustrasi  tangki  seed
fermentor dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Tangki Seed Fermentor PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
A.  Persiapan MeAdia Seed Fermentor
1)  Cleaning
Merupakan  proses  pencucian  tangki  seed  yang  akan  digunakan
untuk  membersihkan  sisa-sisa  yeast  dan  sisa  antifoam.
Dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a.  Pastikan valve aerasi dan steam tertutup dan valve drain serta
sampel cook dibuka.
b.  Buka valve P.703 dan valve P.203 kemudian start P.203.
c.  Air  cleaning  disemprotkan  ke  dinding  tangki  lewat  sparger,
dilakukan selama  5 menit, kemudian valve P.203 ditutup.
34
Universitas Pamulang
d.  Tangki  bagian  dalam  disikat  dan  diberi  deterjen,  start
kembali  P.203  selama    2  menit  (dilakukan  hanya  ketika
overhole)
e.  Jika  tidak  maka  hanya  disemprotkan  bahan  kimia  ke  dalam
tangki, lalu dibilas saja dengan air.
f.  Tutup  valve  P.203 (valve cleaning), Buka  valve steam  untuk
flushing  (menghilangkan  kotoran  yang  menyumbat  lubang
sparger) selama  1 menit.
g.  Buka valve cleaning, start P.203 selama 24 menit.
h.  Tutup  semua  valve,  beri  larutan  formalin  0,1  L  sebagai
desinfektan.
Langkah-langkah diatas dilakukan untuk cleaning tangki kosong,
jika  tangki  telah  melalui  proses  dan  baru  saja  kosong,  maka
penyemprotan  dengan  desinfektan  tidak  perlu  dilakukan  lagi,
hanya langsung saja melakukan sterilisasi pada tangki yang akan
digunakan dengan memakai steam.
2)  Sterilisasi Tangki
Sterilisasi  tangki  dilakukan  untuk  membunuh  kontaminan  yang
mungkin  terdapat  dalam  tangki  fermentor  maupun  media  itu
sendiri. Sterilisasi tangki dilakukan dengan prosedur:
a.  Manhole  ditutup rapat,  shipon pot  diisi air 1/3 bagian (untuk
mengeluarkan uap air dari sterilisasi)
b.  Valve steam dibuka perlahan-lahan  ¼ putaran
c.  Valve  drain  dan  valve  sampel  cook  dibuka  sedikit  untuk
mengeluarkan kondensat.
d.  Waktu sterilisasi  2 jam dan suhu 99-100
0
C.
B.  Pembuatan Media
Pembuatan media  pada  seed fermentor  dilakukan bersamaan dengan
pengisian  (filling)  pre  fermentor  maupun  main  fermentor.  Adapun
pembuatan  media  seed  menggunakan  selang  hose/pipe  yang  telah
direndam  dalam  larutan  formalin  sehingga  selalu  dalam  keadaan
35
Universitas Pamulang
steril.  Pembuatan  media  seed  fermentor  dilakukan  oleh  dua  orang,
dengan cara:
1)  Mengatur  valve  yang  berhubungan  dengan  hose  pipe  dan
dimasukkan ke tangki lewat manhole.
2)  Mengatur valve distribusi ke pre fermentor.
Dimana langkah lebih rincinya dilakukan dengan:
(1)  Pengaturan valve dan pompa
a.  Buka  valve  process  water  storage  P.703  yang  masuk  ke
P.204
b.  Buka valve di depan P.107, P.201, dan P.202.
c.  Pasang hose pipe dari pipa mash yang masuk ke tangki seed.
d.  Memulai P.204, P.201, dan P.107 yang  lebih disetel  otomatis
pada bukaan 50%.
(2)  Proses pengisian seed fermentor
a.  Mengisi  tangki  0,5  m
3
dengan  mash  (  2  garis  diatas
thermocouple)
b.  Encerkan  dengan  air  1,7  m
3
(80  cm  dari  manhole)  dengan
membuka valve by pass dari P.204 atau mulai P.203.
c.  Mengukur  kekentalannya  dengan  brix  weigher  antara  16-18
0
Bx.
d.  Menambahkan  urea  2  kg  dan  asam  fosfat  3  kg  ke  dalam
tangki.
e.  Tambahkan juga antifoam 0,5 L ke dalam tangki.
(3)  Sterilisasi Media
Media  fermentasi  berupa  mash  juga  penting  untuk  disterilisasi
untuk menghilangkan kontaminan dalam media. Sterilisasi media
dalam seed fermentor dilakukan dengan langkah-langkah:
a.  Isi shippon pot 1/3 volume, atur aliran masuk dan keluar.
b.  Buka valve aerasi 20 m
3
/jam dari M. 551 atau BA. 228.
c.  Buka  valve  steam  perlahan-lahan  pada  bukan  seperempat
atau setengah.
36
Universitas Pamulang
d.  Media  panaskan  dengan  steam  hingga  mencapai  temperatur
99-100
0
C selama 2 jam.
e.  Matikan steam dan biarkan konstan selama 30 menit.
Sterilisasi ini dihentikan dengan langkah-langkah:
a.  Valve steam ditutup, setelah itu valve aerasi baru ditutup.
b.  Aliran  ke  dalam  shippon  pot  ditutup,  drain  shippon  ditutup
(keadaaan shippon pot  berisi 1/3 volume, sehingga hubungan
udara luar dengan tangki  seed fermentor  tidak ada dan tangki
tetap dalam keadaan steril).
C.  Pendinginan Media
Pendinginan  media  dalam  sistem  fermentasi  diperlukan  untuk
menjaga  agar  kondisi  fermentasi  pada  suhu  optimal  (  32-35
0
C).
Secara alami, suhu ketika fermentasi akan terus naik karena aktivitas
fermentasi  itu  sendiri.  Dalam  tangki  seed  fermentor,  sistem
pendinginan  yang  digunakan  adalah  dengan  menggunakan  jaket
cooler.  Cara  menggunakan  dan  membuka  aliran  pada  jaket  cooler
dilakukan dengan:
a.  Membuka valve cooling water, full close
b.  Buka valve aerasi selama  20 m
3
/jam
c.  Waktu untuk mendinginkan tangki adalah sekitar 2-3 jam hingga
temperatur tangki menunjukkan angka 31-32
0
C.
D.  Pembiakkan Media dalam Seed Fermentor (Proses Inokulasi)
Sebelum  media  diberi  “yeast”  atau  ragi  maka  2  jam  sebelumnya
diambil dahulu sampel dari media (mash) untuk dianalisa persentase
TS  (Total  Sugar),  kekentalan  (Brix)  dan  juga  pH  media.  Dengan
persyaratan  kandungan  TS  awal  adalah  10-12%,  Brix  awal  adalah
16-18
0
Bx,  dan  pH  berkisar  5-5,2.  Jika  persyaratan  tersebut  sudah
terpenuhi, maka inokulasi baru akan dilaksanakan. Proses inokulasi
dilakukan dengan langkah:
a.  Menyemprot lubang inokulum dengan alkohol 70% agar steril.
37
Universitas Pamulang
b.  Inokulum  dari  laboratorium  mikrobiologi  sebanyak  16  liter  (4
labu)  dimasukkan  ke  dalam  seed  fermentor  lewat  lubang
inokulum.
c.  Sisakan masing-masing labu 70 cc sebagai recycle.
d.  Selama  memasukkan  yeast  kultur  di  sekeliling  lubang  harus
selalu disemprot dengan alkohol 70% agar steril.
E.  Kondisi Operasional
a.  Buka valve aerasi 18-20 m
3
/jam dari M. 551 atau BA. 228
b.  Temperatur  dijaga  antara  31-32
0
C  dengan  cara  mengatur
pembukaan valve cooling water.
c.  Tiap 2 jam diambil sampel untuk dianalisa pH, brix, jumlah sel.
d.  Waktu inkubasi 14-16 jam dan maksimal 28 jam.
e.  Brix akhir 9-10
0
Bx, TS berakhir = 1-2%
f.  Cell awal = 0,210
7
, cell akhir = 3,5-4 10
8
g.  Kadar alkohol = 3-5%
Setelah    14  jam,  kultur  yeast  ditransfer  ke  media  pre  fermentor,
tetapi  sebelum  ditransfer,  terlebih  dahulu  diambil  kulturnya
sebanyak  16  liter,  yang  dipergunakan  sebagai  inokolum  batch
berikutnya.  Adapun  pengambilannya  lewat  sample  cook  yang  telah
disemprot  alkohol  70%  sedangkan  untuk  menampung  kultur
digunakan  labu/erlenmeyer  5000  mL  yang  sebelumnya  sudah
disterilkan. 
2.  Pre fermentor
Tangki  pre  fermentor  merupakan  tangki  biakan  kedua  setelah  seed
fermentor  yang digunakan untuk mengembang-biakkan  yeast  yang akan
digunakan  dalam  main  fermentor.  Alkohol  yang  terbentuk  pada  pre
fermentor  masih  berkadar  3-4%.  Ilustrasi  tangki  pre  fermentor  yang  di
pakai di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. dapat dilihat di Gambar 5.3.
38
Universitas Pamulang
Gambar 5.3 Tangki Pre Fermentor PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
Adapun proses yang terdapat dalam pre fermentor meliputi:
A.  Persiapan Media Pre Fermentor
1.  Cleaning Tangki
Langkah yang harus dilakukan:
a.  Buka  valve drain,  valve  cleaning  yang menuju  sprayer  dan
sparger.
b.  Start  P. 203 selama 5 menit, kemudian tutup  valve cleaning
yang menuju sparger.
c.  Buka valve steam  5 menit untuk flushing.
d.  Cleaning  dilakukan    15  menit,  jika  tangki  sudah  bersih,
tutup semua valve cleaning dan valve drain stop P.203
e.  Tuangkan formalin 0,1 L ke dalam tangki jika tangki dalam
keadaan awal kosong.
2.  Sterilisasi Tangki
Langkah sterilisasi tangki adalah:
a.  Buka valve steam perlahan-lahan  ¼ putaran
39
Universitas Pamulang
b.  Tangki  disterilisasi  sampai  temperatur    99-100
0
C,  jika
sudah tercapai, tutup valve steam
c.  Sterilisasi dilakukan selama 1 jam
d.  Jika  sudah  1  jam,  buka  valve  aerasi    ½  putaran  untuk
mengeluarkan sisa-sisa steam
e.  Buka valve drain agar kondensat terbuang.
B.  Pembuatan Media Pre Fermentor
1.  Pengaturan valve-valve dan pompa-pompa saat filling
a.  Buka valve di depan P 107, P 201, dan P 204.
b.  Buka  valve  filling  pre  fermentor  dan  tutup  valve  yang
menuju main fermentor (valve distribusi)
c.  Nyalakan P 204, P 202, P 107 (setting  otomatis) dan P 201
dan MX 208.
d.  Buka valve aerasi  20 m
3
/jam dari M 551 atau BA 228.
e.  Tuangkan urea 50 kg dan larutan asam  fosfor sebanyak 70
kg.
f.  Kecepatan P 202 diatur  60 m
3
/jam
g.  Tuangkan antifoam (Polypropylene Glycol) sebanyak 0,5 L
2.  Filling dihentikan jika:
a.  Molases  masuk  tangki  sebanyak  9500  ton,  dilihat  dari
flowmeter
b.  Air proses masuk tangki 29 m
3
(lihat FIQ 2108), jika sudah
terpenuhi kembalikan valve ke posisi semula.
c.  Volume pre fermentor  36 m
3
(volume media)
C.  Pasteurisasi Media Pre Fermentor
Dilakukan dengan menggunakn steam  melalui sparger  yang ada di
dasar tangki sehingga media akan kontak langsung dengan steam.
Pasteurisasi tersebut dilakukan dengan langkah-langkah:
a.  Valve  aerasi  dibuka  pada  laju    200  m
3
/jam  dari  BA  226/551
atau dari BA 228
b.  Buka valve steam perlahan-lahan hingga  2,5 putaran
40
Universitas Pamulang
c.  Media  yang  dipasteurisasi  dipanaskan  hingga  temperatur
mencapai  70-80
0
C.  Dan  dilakukan  selama  2-3  jam  dan  lalu
biarkan konstan selama 30 menit.
d.  Pasteurisasi  dihentikan  dengan  cara  menutup  valve  steam,
kemudian baru valve aerasi ditutup.
e.  Media  tetap  dibiarkan  dalam  kondisi  panas  untuk  mengurangi
kontaminan.
D.  Pendinginan Media Pre Fermentor
Pendinginan  media  pre fermentor  dilakukan dengan sistem  surface
area  (pertukaran  panas  antara  air  dingin  dengan  dinding  tangki),
yang mana dilakukan dengan cara:
a.  Buka  valve  aerasi    100 m
3
/jam dan buka  valve cooling water
dengan bukaan penuh
b.  Pendinginan dilakukan hingga suhu tercapai  32
0
C
E.  Transfer Yeast Culture dari Tangki Seed ke Pre Fermentor
Sebelum  media  dimasukkan  ke  tangki  pre  fermentor,  diambil
dahulu sampel untuk diteliti TS%, pH dan
0
Bx. Batas analisa yang
diijinkan adalah TS% awal = 12-14%, pH = 5-5,2,
0
Bx awal 16-18.
Transfer  yeast culture  dari tangki  seed fermentor  dilakukan dengan
membuka valve transfer dari seed ke pre fermentor.
3.  Main Fermentor
Main  fermentor  merupakan  tangki  dimana  proses  perubahan  molases
menjadi etanol dilakukan hingga kadar etanol mencapai 10-12%. Tangki
main  fermentor  merupakan  tangki  yang  paling  besar  di  unit  200
(Fermentasi)  dan  harus  dipastikan  bebas  dari  kontaminan  seperti
Acetobacter  aceti,  Lactobacter  aceti  dan  Leuconosto  mosenteriodes.
Adapun ilustrasi tangki main fermentor dapat dilihat pada Gambar 5.4.
41
Universitas Pamulang
Gambar 5.4 Tangki Main Fermentor PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
Sehingga  pada  tahapan  main  fermentor  ini  dilakukan  langkah-langkah
sebagai berikut:
1)  Cleaning Tangki Main Fermentor
Pembersihan  (cleaning)  pada  tangki  main  fermentor  dilakukan
dengan  2  cara,  yaitu  dengan  penyemprotan  dengan  selang  lewat
manhole  dan  dengan  sprayer  yang  ada  di  atas  tangki.  Dimana
tahap/cara dalam melakukan cleaning tersebut adalah:
a.  Pasang selang pada  valve cleaning  dan masukkan ke tangki  main
fermentor lewat manhole, buka valve drain
b.  Nyalakan pompa submersible
c.  Nyalakan  P  203,  selang  secara  manual  disemprotkan  ke  dasar
tangki  sehingga  lumpur  (sludge)  di  dasar  tangki  bersih,  waktu
yang diperlukan pada tahap ini  20 menit
d.  Tutup  valve  cleaning  yang  menghubungkan  selang  dan  buka
valve cleaning yang menuju sprayer.
e.  Buka valve steam  ½ putaran 
42
Universitas Pamulang
f.  Dengan P 203 tetap hidup, nyalakan pompa sirkulasi agar pompa
sirkulasi  dan  Heat  exchanger  dapat  bersih,  sirkulasi  diulang  2-3
kali.
g.  Setelah    40  menit,  cleaning  dihentikan  Pompa  203,  pompa
submersible  dihentikan  juga  dan  valve  cleaning  serta  drain
ditutup.
h.  Jika tangki dalam keadaan kosong tuang formalin 0,5 L dan bilas
lagi dengan air.
2)  Filling Main Fermentor
Selama  filling  (pengisian  media  maupun  yeast)  tetap  dilakukan
aerasi selama 2 jam agar  yeast  dapat beradaptasi dari keadaan aerob
(perkembangbiakan) menjadi anaerob (pembentukan etanol).
Filling dilakukan dengan:
a.  Buka  valve  di depan P 107, P 201, P 202, dan buka  valve filling
untuk main fermentor dan buka valve P 203.
b.  Nyalakan P 204 yang mana akan dipompa ke hopper FC 207 dan
dipompa  dengan  menyalakan  P  202  ke  main  fermentor
(pengisian air proses)
c.  Setelah  air  proses  ditambahkan  selama  10  menit,  nyalakan
pompa P 107 untuk pengisian molases.
d.  Nyalakan  pompa  sirkulasi  dan  HE,  buka  valve  cooling  water
inlet dan outlet HE
e.  Ketika  filling  sudah  memasuki  menit  ke  20,  dilakukan  transfer
yeast  mash  dari  tangki  pre  fermentor  dengan  cara  gravitasi
(dengan  membuka  valve  drain  pre  fermentor  dan  buka  valve
untuk transfer di  main fermentor). Waktu transfer tersebut akan
berlangsung selama 15-20 menit.
f.  Ketika  filling  berjalan  1,5  jam,  tambahkan  urea  100  kg,  tanpa
penambahan asam fosfat. Dimana tahap-tahap pelaksanaan filling
dapat dijelaskan secara rinci lewat tabel dibawah:
43
Universitas Pamulang
Tabel 5.1 Tahap-tahap Pengisian Media
Tahap  Molases  Air Proses (m
3
)
I  85  200
Media Pre  9,5  29
II  30,5  70
III  35  106
IV  35  108
Total  195  511
Keterangan:
(1)  Interval dari tahap I ke tahap II adalah 2 jam
(2)  Interval dari tahap II ke tahap III adalah 2 jam
(3)  Untuk  interval  dari  tahap  III  ke  tahap  IV  adalah  1  jam
sebelum distilasi tangki yang baru dilaksanakan.
(4)  Sehingga total filling berlangsung 16-17 jam
g.  Selama  filling  suhu  dijaga  pada  kisaran  32-35
0
C,  dengan
pendinginan dari Plate dan Frame Heat exchanger.
h.  Setelah  filling  berjalan  4  jam,  tangki  fermentor  diberi  antifoam
berupa FDP sebanyak 5 L dan gas CO
2
mulai di paralel.
i.  Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat proses fermentasi:
(1)  Proses  fermentasi  dapat  berjalan  dengan  baik  jika  suhu
optimum  <  35
0
C,  karena  jika  melebihi  batas  suhu  tersebut
yeast  akan  mati  dan  mengakibatkan  kadar  alkohol  dalam
mash  masih  rendah  (tidak  mencapai  8-10%).  Untuk
mengatasi  kenaikan  suhu  dalam  tangki  main  fermentor
digunakanlah pengaturan valve cooling dari HE.
(2)  Setiap 4 jam diambil sampel untuk dianalisa
0
Bx dan pH
(3)  Pada saat start maupun finish fermentasi juga diambil sampel
untuk dianalisa
0
Bx, TS dan kadar alkohol.
(4)  Waktu proses fermentasi berlangsung selama 36-40 jam
(5)  Empat  jam  sebelum  didistilasi  diambil  sampel  untuk
dianalisa kadar alkoholnya.
44
Universitas Pamulang
(6)  Brix awal =16-18
0
Bx, sedangkan Brix akhir = 6-8
0
Bx
(7)  Kadar gula/TS awal = 13-14%, sedangkan TS akhir = 1-2%
(8)  Kadar alkohol mash akhir 8-10%
Keberhasilan  serta kelancaran proses fermentasi tidak mungkin terjadi jika
tidak  ada  faktor-faktor  atau  operasional  penunjangnya,  karena  proses  fermentasi
tidak  dapat  berdiri  sendiri.  Faktor  penunjang  yang  mempengaruhi  keberhasilan
proses fermentasi tersebut antara lain:
(1)  Penggantian mash
(2)  Penggunaan HE
(3)  Transfer gas hasil fermentasi
(4)  Nutrisi yang diberikan (Urea dan Fosfat)
(5)  Pengambilan sampel steril (sterilisasi alat dan proses), serta
(6)  Cara mengatasi trouble
5.3  Deskripsi Alat
Alat-alat  yang  terdapat  pada  unit  fermentasi  di  PT.  INDO
ACIDATAMA Tbk. antara lain:
1.  Tangki Seed Fermentor (FB 209 A, B, dan C)
Fungsi  :  merupakan  tempat  steril  yang  digunakan  untuk
pembiakan awal yeast
Bentuk  :  silinder  tertutup  tegak  yang  dilengkapi  dengan
sparger dan cooling jacket.
Spesifikasi  :  Bahan    : stainless steel
Tinggi shell    : 2 m
Diameter in     : 1,3 m
Tebal shell      : 4 m
Volume efektif  : 2 m
3
Kondisi operasi  :  Sterilisasi tangki hingga suhu 100
0
C
Sterilisasi media suhu suhu 99-100
0
C
Kekentalan awal 16-18
0
Bx dan akhir 8
0
Bx
Waktu fermentasi 12-14 jam
Kondisi aerob  :  Suhu operasi 32
0
C
45
Universitas Pamulang
pH 4,5-5
Umpan  :  tetes tebu
Bahan pembantu  :  air  proses,  larutan  formalin  37%,  steam,  urea,
asam  fosfat,  agen  antifoam,  yeast  awal  dari
laboratorium
Produk  :  mash dengan kandungan yeast  4.10
8
2.  Tangki Pre Fermentor (FB 211, 212, dan 210)
Fungsi  :  sebagai tempat pembiakan lanjut yeast
Bentuk  :  silinder  tertutup  tegak  yang  dilengkapi  sistem
penyebar air (shipon pot)
Spesifikasi  :  Bahan  : stainless steel
Tinggi shell  : 6 in
Diameter shell  : 3,8 m
Tinggi atap kronis : 0,5 m
Tebal shell   : 4 mm
Volume efektif : 50 m
3
Kondisi operasi  :  Sterilisasi tangki hingga suhu 100
0
C
Pasteurisasi media hingga suhu 66-75
0
C
Waktu fermentasi 14 jam
Kondisi aerob  :  Suhu 32
0
C
pH 4-5,2
Umpan  :  tetes tebu.
Bahan pembantu  :  air  proses,  larutan  formalin,   steam,  urea,  asam
fosfat, agen antifoam, mash dari seed fermentor.
Produk  :  mash  yang  mengandung  yeast  untuk  fermentasi
di main fermentor.
3.  Tangki main fermentor
Fungsi   :  Sebagai tempat terjadinya proses fermentasi
yang  mengubah  glukosa  (substrat)  menjadi
alkohol (produk)
46
Universitas Pamulang
Bentuk  :  Silinder  tegak  tertutup  yang  dilengkapi
dengan  sparger  dan  heat  exchanger  di  luar
tangki.
Spesifikasi  :  Bahan : carbon steel
Tinggi shell   : 9,56 in
Diameter shell   : 10,35 m
Tinggi atap konis : 1,6 m
Tebal shell      : 8-8-8-6-6-6 mm
Volume efektif    : 800 m
3
Kondisi operasi  :  Sterilisasi tangki sampai suhu 94
0
C
Kekentalan awal 16
0
Bx dan akhir 8
0
Bx
Kondisi anaerob  :  Suhu 32
0
C
pH 4-5
Umpan  :  Tetes tebu
Bahan pembantu  :  Air  proses,  larutan  formalin  37
0
C,  steam,
antifoam, mash dari pre fermentor
Produk  :  Mash  yang  mengandung  alkohol  dengan
kadar alkohol sekitar 11-12%
4.  Blower (BA 226)
Fungsi   :  Menyuplai  udara  ke  tangki  pembibitan  dan
pre fermentor
Jenis  :  Rotary 2 lobe blower
Tipe  :  SC II Bloc 2
Kondisi operasi  :  Kecepatan  : 1100 m
3
/jam
Tekanan masuk : 1 bar
Tekanan keluar : 1,6 bar
Motor  :  Tipe  200  LT-2,  30  kW,  57  A,  300  rpm,  3
phase, cos  0,89, 50 Hz
5.  Blower (BA 227)
Fungsi   :  Menyuplai udara ke main fermentor
47
Universitas Pamulang
Jenis  :  Rotary 2 lobe blower
Tipe  :  SC II Bloc 2
Kondisi operasi:  :  Kecepatan : 635 m
3
/jam
Tekanan masuk : 1 bar
Tekanan keluar : 1,9 bar
Motor  :  Tipe LS 200 LT-2, 30 kW, 57 A, 300 rpm, 3
phase, cos  0,89, 50 Hz
6.  Heat Exchanger (HE 216, 217, 218, 219, 220)
Fungsi   :  Mendinginkan mash dari main fermentor
Jenis  :  Plate HE  laval
Kondisi operasi:  :  (lebih kanjut disajikan di Tabel 7.2)
Tekanan maksimal : 13 bar
Suhu : 55
0
C
Tabel 5.2 Kondisi Operasi HE
Mash (panas)  Mash (dingin)  Satuan
Kecepatan rata-rata  255  240  ton/jam
Suhu masuk  38  32
0
C
Suhu keluar  35  35
0
C
P total  6,5  5,8  MWE
Volume cairan  118,8  118,8  Liter
Luas transfer panas  :  53,5 m
2
Jumlah plate  :  109 buah
Panjang  :  1,050 m
Tebal  :  0,4 mm
7.  Pompa (P 219, 220, 221, 222, 223)
Fungsi   :  Mensirkulasikan  mash  pada  fermentor
utama  dan  memompa  mash  dari  main  ke
FC 230 
48
Universitas Pamulang
Spesifikasi:  :  Jenis : Pompa sentrifugal
Tipe : NR 125-250
Tekanan : 1,6-1,3 bar
Motor  :  Tipe  MSUC  160  L4,  15  kW,1445  rpm,  3
phase, 50 Hz
8.  Pompa (P 201)
Fungsi   :  Memompa  tetes  dari  hopper  FC  206
bercampur dengan air proses dan dialirkan
ke fermentor
Spesifikasi:  :  Jenis : Pompa ulir
Bahan : Cast iron Ft 25
Tipe : 60 I 5
Kecepatan   : 55-319 rpm
Kapasitas : 7-30 m
3
/jam
Kondisi operasi  :  Suhu : 25-35
0
C
Viskositas : < 5000 cp
Tekanan luar : 3 bar
Motor  :  7,5  kW,  1450  rpm,  3  phase,  suhu  hingga
40
0
C, 50 Hz, cos  0,83
9.  Pompa (P 202)
Fungsi   :  Mengalirkan air proses dari hopper FC 207
Spesifikasi:    Jenis : Pompa ulir
Bahan : Cast iron Ft 25
Tipe : 120 I 5
Kecepatan : 68-414 rpm
Kapasitas : 22-90 m
3
/jam
Kondisi operasi  :  Suhu : 25-35
0
C
Viskositas : < 5000 cp
Tekanan luar : 2 bar
Motor  :  Tipe  LS  160  l4,  15  kW,  3  phase,  suhu
49
Universitas Pamulang
sampai 40
0
C, 50 Hz, cos  0,86
10.  Pompa ( P 203)
Fungsi   :  Mengalirkan  air  pembersih  dari  unit
utilitas  ke  tangki  pembibitan,  pre
fermentor, dan main fermentor
Spesifikasi  :  Jenis : Pompa sentrifugal
Tipe : NE 5-20
Kapasitas : 60-80 m
3
/jam
Kondisi operasi  :  Kecepatan : 2900 rpm
Tekanan keluar : 4,8-5 bar
Tekanan maksimal : 10 bar
Motor  :  Tipe  MEUC  160  L2,  18,  15  kW,  35  A,
2920 rpm, 3 phase, 50 Hz
11.  Pompa (P 204)
Fungsi   :  Mengirim air proses ke hopper FC 207
Spesifikasi  :  Jenis : Pompa sentrifugal
Tipe : NE 6-16
Kapasitas : 65-90 m
3
/jam
Kondisi operasi  :  Kecepatan : 2900 rpm
Tekanan keluar : 3,2-3 bar
Tekanan maksimal : 10 bar
Motor  :  Tipe  MEUC  160  L2,  18,  15  kW,  29  A,
2930 rpm, 3 phase, 50 Hz
12.  Hopper (FC 206)
Fungsi   :  Menampung  tetes  untuk  kemudian
didistribusikan ke fermentor
Jenis  :  Silinder tegak tertutup
Spesifikasi  :  Diameter : 2,4 m
Tinggi : 1,88 m
50
Universitas Pamulang
Kapasitas : 8,5 m
3
13.  Hopper (FC 207)
Fungsi   :  Menampung  air  proses  untuk  kemudian
didistribusikan ke fermentor
Jenis  :  Silinder tegak tertutup
Spesifikasi  :  Diameter: 2,4 m
Tinggi: 1,88 m
Kapasitas: 8,5 m
3
51
Universitas Pamulang
BAB VI
INSTRUMENTASI, UTILITAS,
DAN PENGOLAHAN LIMBAH
6.1  Instrumentasi
Instrumentasi  berfungsi  untuk  mengetahui  kondisi  operasi  dan
mengendalikan  kondisi  tersebut  terhadap  penyimpangan  yang  mungkin
terjadi  sehingga  menjamin  proses  produksi  dan  utilitas  dapat  beroperasi
sesuai yang diharapkan. Instrumentasi ini dipasang sesuai dengan kebutuhan
dan  bekerja  secara  manual  (digerakkan  oleh  manusia)  atau  otomatis  (dapat
diamati  dari  ruang  kendali  dan  digerakkan  dengan  sistem  pneumatis  atau
sistem elektris).
6.1.1  Sistem Pneumatis
Sistem  pneumatis  digerakkan  oleh  udara  tekan  dari  unit
kompresor  (area  550)  setelah  dilewatkan  dalam  regulator  untuk
menurunkan  tekanan  udara  dari  7  bar  menjadi  1,4  bar.  Udara
bertekanan 1,4 bar dipakai pada alat kendali tekanan, aliran dan tinggi
cairan,  sedang  udara  bertekanan  7  bar  dipakai  untuk  menggerakkan
kran kendali.
Floater  atau  orifice  dipakai  sebagai  sensor  aliran.  Floater
dipakai  untuk  mengukur  kecepatan  aliran  cairan,  sedang  orifice
dipakai untuk mengukur kecepatan aliran  steam. Aliran di dalam pipa
menyebabkan  floater  atau  orifice  bergerak.  Floater  atau  orifice
dihubungkan  dengan  magnet  di  luar  pipa  sehingga  magnet  ikut
bergerak.  Gerakan  magnet  akan  memutar  plat  logam  yang
dihubungkan  dengan  aliran  udara  tekan.  Putaran  plat  ini  akan
mempengaruhi keluaran udara yang dikirim.
Membran  pengukur  tekanan  dipakai  sebagai  sensor  tinggi
cairan.  Membran  ini  dihubungkan  dengan  transmitter.  Makin  besar
tekanan  yang  mengenai  membran  makin  besar  pula  tinggi  cairan.
Pengukur tekanan dipakai sebagai sensor tekanan.
52
Universitas Pamulang
Sistem  peneumatis  mendapatkan  masukan  berupa  tekanan
udara  standar  dari  transmitter  dan  tekanan  udara  referensi.  Keluaran
sistem  ini  dipakai  untuk  menggerakkan  kran  sesuai  dengan  keadaan
masukan. Jika tekanan udara standar meningkat dari 0,2 bar menjadi
10  bar  maka  kran  yang  semula  tertutup  akan  terbuka  penuh.
Perubahan  nilai  keluaran  standar  dari  minimum  menjadi  maksimum
merupakan suatu grafik lurus. Skema kerja instrumentasi dapat ditulis
sebagai berikut:
Transducer → Transmitter → Converter → Indicator
Transducer  merupakan  bagian  yang  mengubah  sinyal  yang
ingin  diukur  menjadi  sinyal  tekanan  udara.  Transmitter  merupakan
bagian  yang  mengubah  sinyal  keluaran  transducer  menjadi  tekanan
udara  standar.  Converter  merupakan  bagian  yang  mengubah  sinyal
keluaran  transmitter  menjadi  sinyal  yang  sesuai  dengan  indikator.
Indikator merupakan bagian yang menampilkan hasil pengukuran.
6.1.2  Sistem Elektris
Sistem  elektris  digerakkan  oleh  listrik  dan  dipakai  pada
indikator suhu secara digital dan alarm. Thermocouple dipakai sebagai
sensor  suhu.  Panas  yang  diterima  sensor  diubah  menjadi  tahanan
listrik.  Tahanan  ini  diubah  menjadi  keluaran  dalam  bentuk  tekanan
oleh transmitter R-P. Keluaran ditampilkan oleh alat kendali suhu.
6.1.3  Sistem Kendali Master Slip
Sistem  kendali  master  slip  berupa  dua  alat  kendali  yang
bekerja  saling  berkaitan.  Panas  yang  diterima  oleh  thermoelemen
diubah  menjadi  tekanan  dan  masuk  ke  transmitter,  keluaran
transmitter  berupa  udara  tekan.  Sebagian  udara  tekan  ini  masuk  ke
pressure  switch  yang  telah  diatur  pada  interval  suhu  tertentu  (set
point). Jika suhu yang terukur di  luar  set point,  pressure switch  akan
memberikan suatu tanda berupa alarm. Sebagian keluaran  transmitter
masuk ke alat kendali suhu yang berada di ruang kendali. Alat kendali
suhu dihubungkan dengan alat kendali aliran. Jika suhu yang terukur
berada  di  luar  set  point  maka  pengendalian  suhu  cukup  dilakukan
53
Universitas Pamulang
dengan  mengatur  kran  secara  manual  atau  otomatis  sampai  tercapai
tinggi cairan yang didinginkan.
6.2  Utilitas
Departemen  utilitas  merupakan  departemen  yang  bertanggung  jawab
penuh dalam menopang proses produksi, dimana utilitas merupakan prasarana
pendukung  demi  kelancaran  proses  produksi,  antara  lain:  power,  steam,
udara, cooling water dan lain sebagainya.
6.2.1  Cooling Tower
Unit  pendukung  kebutuhan  air  di  seluruh  PT.  INDO
ACIDATAMA  Tbk.  dalam  hal  penyediaan  cooling  water,  process
water,  service  water  dan  soft  water.  Sumber  kebutuhan  air  diambil
dari air bawah tanah (ABT) yang berkedalaman 150-200 meter dengan
maksud untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan baik dan berdebit
besar, selain itu juga untuk menjaga agar tidak mengganggu siklus air
permukaan  (sumur,  sungai,  kolam  dan  sebagainya)  yang  berada  di
lingkungan sekitar.
Keberadaan  air  pada  umumnya  tidak  murni  karena  sifat  air
sebagai pelarut terdapat pengotor/impurities pada air yang  mana tidak
diinginkan,  demikian  juga  dengan  air  bawah  tanah.  Dengan
menggunakan pompa air (deep well, well pump) yang berkekuatan 11
kW  dan  berdebit  antara  20-30  m
3
/jam,  air  dari  dalam  tanah  yang
masih  mengandung  pengotor  tersebut  dialirkan  ke  tangki  sand  filter
untuk  mengalami  proses  filtrasi/penyaringan  dengan  menggunakan
media pasir silika. Sistem ini digunakan  di PT.  INDO ACIDATAMA
Tbk. karena:
1.  Pre treatment dapat dilakukan dalam waktu singkat.
2.  Dapat menghilangkan bakteri dan turbiditas semaksimal mungkin.
3.  Waktu penyaringan cepat.
4.  Pemakaian air pencuci (wash water) sedikit.
5.  Sebagai  langkah  awal  proses  pengolahan  air  yang  berlanjut  ke
proses pelunakan air (soft water)
54
Universitas Pamulang
Sand  filter  dioperasikan  secara  batch  dengan  sistem  kontrol
berupa  kontrol  tekanan.  Jika  tekanan  di  dalam  tangki  sand  filter
dengan  melihat  manometer  sudah  menunjukkan  lebih  dari  1,5  bar,
maka  endapan  yang  tertahan  di  dalam  filter  sudah  banyak  dan  rate
filtrasi  semakin  menurun,  sehingga  diperlukan  proses  backwash  dan
aerasi  untuk  membersihkannya.  Setelah  melewati  proses  filtrasi  air
ditampung dalam bak yang disebut dengan water pit.
Unit  ini  dilengkapi  dengan  bak  Cold  Basin  sebagai
penampung  air  yang  sudah  didinginkan  dan  bak  Heat  Basin  sebagai
penampung air balik dari  plant. Terdapat 2 unit  cooling tower  di PT.
INDO ACIDATAMA Tbk., masing-masing di desain untuk melayani
kebutuhan  air  di  plant  dengan  menggunakan  beberapa  pompa
distribusi yang berkekuatan 37,5 kW – 90 kW.
Sistem  kerja  dari  cooling  tower,  bermula  dari  air  dingin  di
cold basin dialirkan ke plant dengan bantuan pompa distribusi, setelah
melalui  proses  pertukaran  panas  (menyerap  panas  dari  plant)  air
kembali ke unit  cooling tower  dan ditampung di bak  hot basin. Dari
sini air dialirkan ke atas dengan pompa sirkulasi berkekuatan 30 kW
menuju  dek  atas  cooling  tower  dan  dijatuhkan  untuk  dibuat  seperti
titik-titik air oleh kisi-kisi kayu, karena udara di dalam ruang  cooling
tower  dihisap  oleh  fan  berkekuatan  55  kW  maka  terjadi  perbedaan
tekanan udara luar dan udara di dalam  cooling tower  sehingga udara
luar  masuk  melewati  kisi-kisi.  Dengan  begitu,  akan  terjadi
persinggungan antara titik-titik air yang masih bersuhu panas dengan
udara  luar  yang  masuk  melalui  kisi-kisi  sehingga  air  akan  menjadi
lebih  dingin.  Dan  air  hasil  pendinginan  tersebut  ditampung  di  cold
basin untuk didistribusikan lagi ke plant.
Oleh  karena  bersifat  open  cooling  system,  cooling  tower  ini
akan  sangat  rentan  terhadap  mikroorganisme,  yang  mana  jika  tidak
dikontrol,  akan  menyebabkan  terjadinya  biofouling.  Beberapa  jenis
fouling yang sering ditemukan adalah:
55
Universitas Pamulang
1.  Inorganik  fouling  (scale/bentuk  kristal  CaCO
3,  CaSO
4
,
CaSiO3, MgSiO
3
)
2.  Sedimentasi fouling (pasir/lumpur)
3.  Organik fouling (minyak/waxes)
4.  Mikrobial fouling (algae, fungi, bakteri)
Dalam  sistem  pendinginan  di  cooling  tower,  biofouling
memiliki pengaruh yang mana dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Pengaruh Biofouling di Cooling System
Bentuk Biofouling  Efek
1.  Pertumbuhan  algae  cooling
tower
  Distribusi aliran tidak rata
  Tidak enak dilihat
  Potensial  menambah  nutrisi
air
2.  Biofilm di pipa dan pompa    Menurunkan flow rate
  Meningkatkan turbulensi
  Meningkatkan  kebutuhan
energi untuk pompa
3.  Biofilm di distribution deck  Distribusi aliran tidak rata
4.  Biofilm yang terkelupas  Menyumbat pipa/pompa/filter
5.  Biofilm di heat exchanger    Sebagai bahan isolasi panas
  Menurunkan efisiensi HE
  Mencegah  aksi  inhibitor
korosi
6.  Mikroba pembentuk korosi  Korosi logam
7.  Pertumbuhan fungi    Menyumbat pipa/filter
  Merusak  kayu  cooling
tower
Oleh  karena  itu  diperlukan  treatment  yang  baik  agar  tidak
terjadi fouling di cooling system, dimana penjagaan tersebut dilakukan
dengan menjaga parameter standar yang dapat dilihat pada Tabel 6.2.
56
Universitas Pamulang
Tabel 6.2 Parameter Standar Cooling System
Parameter  Unit  Nilai
pH    7,5-8,5
Konduktivitas  mS/cm  Max.1500
M. Alkalinitas  ppm CaCO
3
150-400
Ca Hardness  ppm CaCO
3
100-300
Total Hardness  ppm CaCO
3
Max. 350
Total Iron  ppm Fe  Max. 2
Chloride  ppm Cl  Max. 350
Silica  ppm SiO
2
Max. 180
Ortho Phosphate  ppm PO
4
4-9
O-PO4
(unfiltered-filtered)    Max. 2
Zinc  ppm Zn  0,1-0,5
Free residual halogen  ppm Cl
2
0,2-0,5
COD  Ppm  Max. 100
Cycle of conc - Silica    2,5
Total Aerobic bacteria  CFU/mL  1.10
6
Silime former bacteria  CFU/mL  5.10
5
6.2.2  Biogas Plant
Biogas  merupakan  hasil  samping  dari  pengolahan  limbah
(Waste Water Treatment) yang berasal dari  stillage area  300. Dimana
sistem operasi biogas plant dapat dilakukan dengan:
1.  Gas dari bak anaerob dialirkan melalui pipa PVC menuju  biogas
plant dengan cara dihisap oleh blower 951.
2.  Masuk ke kolom scrubber  dimana di dalamnya terdapat media air
yang  disemprotkan  untuk  memisahkan/menangkap  partikelpertikel kotoran dan unsur sulfur yang terbawa oleh gas  methane
agar  tidak  mengganggu  pernafasan.  Sedangkan  airnya  sendiri
setelah terpakai dialirkan ke WWT sebagai pengencer.
57
Universitas Pamulang
3.  Kemudian  dilewatkan  ke  kolom  scrubber  2  yang  mana  di
dalamnya  dilengkapi  plat  besi  dengan  posisi  diagonal  yang
berfungsi  untuk  menangkap  kandungan  air  yang  ikut  lolos  dari
kolom  scrubber  1  agar  pembakaran  di  dalam  boiler  menjadi
sempurna.
4.  Gas  akan  dihisap  oleh  blower  952  sehingga  tekanan  biogas
menjadi  0,6  bar  dan  didapatkan  pembakaran  biogas  di  boiler
mencapai 48.000 m
3
N/hari.
6.2.3  Boiler
Di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  boiler  memiliki  tugas
sebagai  penyedia  steam  dengan  cara  memanaskan  soft  water  agar
menjadi  uap/steam  untuk  melayani  kebutuhan  plant.  Adapun  boiler
memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1.  Dapur pembakaran
Tempat  bertemunya  udara/oksigen  yang  dihembuskan  oleh
blower, bahan bakar (solar, batubara, dan gas metana)  dan api-api
sehingga terjadi pembakaran, bagian ini juga disebut lorong api.
2.  Pipa api
Di  dalam  boiler,  terdapat  pipa-pipa  api  tersusun  sejajar  dan
terendam  feed  water  yang  mana  berfungsi  sebagai  jalannya  gas
panas  yang  dihasilkan  dari  pembakaran  di  lorong  api,  sehingga
suhu feed water menjadi naik dan akhirnya akan menguap.
3.  Heat exchanger (HE)
Sebagai pemanas awal soft water dengan menggunakan sistem cell
and tube, sumber panas berasal dari air blowdown.
4.  Deaerator
Alat  yang berfungsi untuk membuang sisa-sisa oksigen yang ikut
terbawa bersama  feed water boiler  agar tidak terjadi korosi dalam
boiler.
58
Universitas Pamulang
5.  Feed water tank
Tempat lanjutan pemanas feed water di mana feed water mendapat
perlakuan panas dari  steam header  dan tempat untuk menampung
feed water boiler.
6.  Economizer
Bagian  terakhir  sistem  pemanas  awal  feed  water  sebelum  masuk
ke  ruang  boiler  dengan  memanfaatkan  panas  dari  gas  bekas
pembakaran sebelum masuk ke cerobong.
7.  Blower
Kipas/fan  yang  berputar  untuk  menghembuskan  udara  tekan  ke
dalam ruang bakar.
Air  pada  boiler  harus  dijaga  parameter  kontrolnya  dengan  cara
menggunakan  bahan  kimia  yang  diinjeksikan  secara  kontinyu  dan  dengan
dosis tertentu agar tidak terjadi gangguan dalam peralatan sistem pemanas
air di boiler, parameter kontrol tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3 Parameter Kontrol Air di Boiler
Parameter  Unit  Nilai
pH     10,0-12,0
Alkalinitas  ppm CaCO
3
Max. 2,5
Kesadahan  ppm CaCO
3
Chloride  ppm Cl  Max. 200
Silika  ppm SiO
2
Max. 450
Besi  ppm Fe  Max. 1,0
Konduktivitas/TDS    Max. 5000
Sulfit    ppm SO
3
20-40
Kenampakan     Jernih
Di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.,  terdapat  tiga  unit  boiler  dengan
sistem kerja pembakaran yang berbeda:
59
Universitas Pamulang
1.  Boiler Omnical
Pada  boiler  ini,  selain  dilengkapi  dengan  alat-alat  sebelumnya,
juga dilengkapi dengan:
1)  Burner,  berbentuk  double  cup  berfungsi  sebagai  injector
masuknya  bahan  bakar  residu  ke  dalam  ruang  pembakaran.
Burner  ini digerakkan oleh  motor  dan berputar cepat sehingga
residu  yang  tadinya  berbentuk  cairan  kental  berubah  seperti
kabut agar mudah terbakar.
2)  Busi-Ignition,  berfungsi  sebagai  alat  pemicu  api  dan  hanya
bekerja  sekali  saja  di  awal  pembakaran  pada  ruang
pembakaran.
3)  Selenoid Valve Gas, berfungsi sebagai pintu masuk gas metana
yang digerakkan secara otomatis. Gas metana ini berasal dari
biogas plant.
2.  Boiler Alstom
Peralatan utama  boiler  ini pada umumnya sama, di dalam
ruang  bakar/furnace  terdapat  dua  stocker  triump  chain  dan  dua
lorong api.  Forced draft fan  ada di kedua sisi  stocker  dan  induced
draft  fan  sebagai  blower  penyeimbang  tekanan  pembakaran.
Boiler  Alstom  menggunakan  batubara  sebagai  bahan  bakarnya,
sehingga sistem pembakaran dan peralatannya pun berbeda. Pada
boiler jenis ini juga dilengkapi oleh alat-alat sebagai berikut:
1)  Silo  dan  Coal  Hopper,  sebagai  tempat  menampung  batubara
sebelum masuk ke ruang bakar.
2)  Swing Chute, berbentuk lorong karena berfungsi sebagai jalan
batubara dan bergerak  mengayun untuk membagi batubara di
atas stocker.
3)  Guillotine,  merupakan  alat  semacam  pintu  yang  bisa  dinaikturunkan  dan  berfungsi  untuk  meratakan/mengatur  ketebalan
batubara di atas stocker.
60
Universitas Pamulang
4)  Stocker/Chain  Grate,  berbentuk  bed  sebagai  tempat
diletakkannya batubara dan bergerak berputar untuk membawa
batubara masuk ke dalam lorong api/dapur pembakaran.
5)  Bak  Pendingin,  berisi  air  untuk  mendinginkan  abu  batubara
bersuhu panas yang baru keluar dari ruang pembakaran.
6)  Ash  Collector,  penangkap  partikel  abu  hasil  pembakaran
batubara  yang  terakhir  agar  tidak  mencemari  udara  sebelum
keluar dari cerobong.
3.  Boiler Basuki
Boiler  ini  merupakan  kombinasi  dari  boiler  pipa  api  dan
pipa air, pembakarannya menggunakan batubara jenis  bituminous.
Di  dalam  ruang  bakarnya  terdapat  pipa-pipa  air  atau  inbed  tubes
yang  dibenamkan  dalam  pasir  (bed)  dan  juga  di  dinding  bagian
atasnya  atau  membran  wall.  Sedangkan  di  boiler  shell-nya
terdapat  pipa  api  atau  fire  tube.  Media  pembakarannya
menggunakan  pasir  silika  berukuran  0,8  mm  sampai  dengan  1,2
mm.
Sistem  pembakaran  di  boiler  Basuki  berbeda  dengan  dua
jenis  boiler  sebelumnya, dimana pada  boiler Basuki  pembakaran
dilakukan dengan sistem sebagai berikut:
Arang  kayu  dibakar  di  atas  media  pasir  silika  di  dalam
ruang  bakar  hingga  panas  didapatkan  sekitar  500
0
C,  bersamaan
dengan  itu  aliran  udara  dari  blower  (Forced  Draught  Fan)
melewati  celah  tumpukan  pasir  dan  arang  kayu  sehingga  pasir
berhamburan  bergerak  bebas  atau  terjadi  pemisahan  partikel
(fluidisasi).  Setelah  proses  pemanasan  awal  ini,  batubara  dari
Screw  Feed  dimasukkan  ke  ruang  bakar  atau  furnace  secara
bertahap hingga pembakaran dengan fluidisasi dicapai suhu 800-900
0
C. Pada setiap pembakaran umumnya terdapat partikel yang
tidak  terbakar  sekitar  5%,  terdiri  dari  pasir  silika  dan  abu
batubara.  Sisa  pembakaran  dikeluarkan  melalui  pipa  drain  atau
ash screw.  
61
Universitas Pamulang
6.2.4  Power Station
Unit ini bertugas untuk mensupply kebutuhan tenaga listrik di
seluruh perusahaan. Sumber tenaga listrik ini berasal dari:
PLN dengan kapasitas terpasang   2 trafo  1090 kW : 2180 kW
Diesel/ genset MaK   3 unit  900 kW: 2700 kW
Total  tenaga  listrik  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  ada
4880 kW. Untuk pendistribusian tenaga listrik ke unit pengguna diatur
dengan kode COS (Change Over Switch)  yang dibagi dalam 8 panel
COS di ruang central power. Peralatan yang ada di ruang ini adalah 2
buah  trasformator,  cubicle,  beberapa  panel  power  COS  yang  berisi
ACB  (Air  Circuit  Breaker)  yang  berfungsi  sebagai  penghubung  dan
pemutus tenaga listrik.
6.2.5  Kompresor
Unit kompresor disini berfungsi sebagai penyedia udara tekan
untuk  proses  produksi  di  area  400,  450  dan  udara  kering/instrument
untuk  penggerak  pneumatic  peralatan  di  semua  area  di  mana
pengguna  terbesar  adalah  di  plant.  Terdapat  dua  jenis  kompresor,
yaitu kompresor turbo dan piston.
6.2.5.1  Kompresor Turbo
Ada dua unit masing-masing dengan kapasitas udara
terpasang  4800  kg/jam,  digerakkan  oleh  motor  yang
berkekuatan 500 kW/unit, udara di kompresor ini mengalami
perlakuan  penempatan  sampai  3  kali  oleh  turbo  di  mana
setiap  selesai  dimampatkan,  udara  akan  menjadi  panas  dan
didinginkan  di  inter  cooler  sedangkan  pendinginan  udara
yang paling akhir adalah di after cooler. 
Hal  ini  dilakukan  agar  didapatkan  udara  tekan
dengan  tekanan,  suhu,  dan  aliran  yang  sesuai  dengan
kebutuhan plant.
62
Universitas Pamulang
6.2.5.2  Kompresor Piston
Ada 4 unit dengan kapasitas udara terpasang per unit
1250  kg/jam,  kompresor  ini  dilengkapi  dengan  motor
berkekuatan  160  kW  yang  menggerakkan  2  buah  piston
secara  horizontal,  yitu  piston  low  pressure  (LP)  dan  piston
high  pressure  (HP).  Sistem  kerja  kompresor  piston  sebagai
berikut:
1.  Udara bebas/atmosfer dengan tekanan 1 atm dihisap oleh
suction  valve  dan  dimampatkan  oleh  delivery  valve
cylinder low pressure  sehingga tekanan udara naik dari 1
atm menjadi 2,5 bar yang ditampung dalam tangki LP.
2.  Kenaikan  udara  kemudian  diikuti  oleh  kenaikan  suhu
udara dari suhu kamar 30
0
C menjadi 64
0
C.
3.  Karena tekanan udara masih rendah maka udara dihisap
dan  dimampatkan  lagi  di  HP  cylinder  menjadi  5,5-7,2
bar dan suhunya 64-72
0
C.
4.  Seperti  pada  kompresor  turbo,  setiap  udara  mengalami
pemampatan  dan  bersuhu  panas  maka  didinginkan  di
inter  cooler  dan paling akhir di after cooler  agar tercapai
suhu maksimum 60
0
C, sesuai persyaratan sebagai udara
proses.
Udara dari 2 jenis  kompresor  ini kemudian ditampung di
tangki  stabilizer  FA 550A,B,D  yang akan didistribusikan ke  plant  A
dan  plant  B,  sedang  tangki  FA  550C  untuk  menampung  udara
instrumen.
Udara  instrument  merupakan udara proses dari tangki FA
550D  yang  dialirkan  ke  air  dryer,  alat  dimana  udara  mengalami
proses  pengeringan  dan  pendinginan  dari  suhu  60
0
C  menjadi  10
0
C
agar  kandungan  air  di  dalam  udara  terkondensasi,  sehingga  tidak
mengakibatkan peralatan di plant  maupun di control room  tidak cepat
korosif.  Tahap  akhir  perjalanan  udara  instrumen  ini  adalah  melalui
63
Universitas Pamulang
Hyper  Filter  S  dan  Q  sebagai  alat  untuk  memastikan  bahwa
kandungan air dalam udara instrumen ini sudah sangat minimal.
6.2.6  BBM Plant
Area ini menyediakan bahan bakar  solar dan residu yang
digunakan oleh  boiler, diesel MaK dan alat berat + transportasi yang
berbahan  bakar  solar  (Wheel  loader,  Fork,  Lift,  Back  Hoe,  Dump
truck,  dsb).  Namun sejak residu dapat digantikan dengan FO (Fussel
Oil) yang mana merupakan produk samping dari distilasi etanol, maka
unit ini sudah tidak digunakan lagi. 
Solar  digunakan  pada  kendaraan  tersebut,  juga  sebagai
BBM  awal  untuk  diesel  MaK,  sedangkan  R  38  digunakan  untuk
Boiler Omnical yang berbahan bakar 2 macam, R 38 dan gas methane,
selain  itu  R  38  pada  viskositas  tertentu  juga  digunakan  oleh  diesel
MaK  sebagai  BBM  pengganti.  Peralatan  yang  ada  pada  BBM  plant
berupa beberapa tangki yang berfungsi untuk menampung BBM solar
dan  Residu  38  juga  beberapa  pompa  yang  digunakan  untuk
mentransfer BBM tersebut ke unit-unit pemakai.
6.2.7  Nitrogen
Unit  ini merupakan  unit  penampung  supply  nitrogen  dari
PT.  Aneka Gas yang mana digunakan area A 400 dan A 450. Namun,
karena harga asam asetat yang diproduksi di area 400 masih jauh lebih
murah  dengan  yang  ada  di  pasaran  dan  saat  ini  tidak  memproduksi
asam asetat, maka unit ini juga sudah tidak dipakai.
Oleh  karena  nitrogen  bersifat  eksplosif  sehingga  saat
digunakan untuk inertisasi harus dihilangkan kandungan oksigennya.
Di  area  A  400  dan  A  450  digunakan  dalam  bentuk  gas,  sehingga
diperlukan  adanya  perubahan  nitrogen  dari  cair  ke  gas  dengan  cara
evaporasi melalui alat  evaporizer  dimana cairan nitrogen dipanaskan
dalam suhu ruang.
64
Universitas Pamulang
6.3  Pengolahan Limbah
Limbah  terbanyak  yang  dihasilkan  oleh  PT.  INDO  ACIDATAMA
Tbk.  adalah  stillage. Stillage  merupakan limbah dari unit alkohol yang mana
berwarna cokelat dan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Debit  :  1000 m
3
/hari
Suhu  :  > 50
0
C
pH  :  4,5-5
BOD  :  50.000-70.000 ppm
COD  :  100.000-120.000 ppm
TSS  :  7.000-10.000
TDS  :  90.000-120.000 ppm
Sulfat  :  > 2500 ppm
Sebelum  dibuang,  limbah  terlebih  dahulu  dilakukan  proses
pengolahan  limbah  dengan  tujuan  mengembalikan  kualitas  buangan  agar
memenuhi  persyaratan  limbah  buangan  pabrik.  Unit  pengolahan  limbah  di
PT. INDO ACIDATAMA Tbk. dibagi menjadi tiga bagian:
1.  Bak Persiapan
Terdiri dari:
1)  Bak berjumlah 2 buah, bak ini bertujuan untuk mengendapkan
lumpur yang terbawa limbah. Bak ini bekerja setiap 2 minggu.
2)  Bak  penetralan,  bak  ini  bertujuan  untuk  menetralkan  limbah
dengan bubur kapur hingga dicapai pH yang cukup netral.
2.  Bak Penguraian
Terdiri dari 4 bak, yaitu bak anaerob I (36.215 m
3
), bak anaerob II
(38.680  m
3
),  bak  anaerob  III  (29.296  m
3
),  dan  bak  maturasi
(12.543 m
3
).
Stillage murni dari area alkohol diencerkan empat kali dari
bak  IV dan masuk ke bak anaerob  I,  II,  III  secara paralel. Dalam
bak anaerob I, II, II limbah didiamkan supaya mengalami degradasi
secara biologis. Spesifikasi limbah keluar dari bak anaerob I, II dan
III adalah:
pH  :  7-7,5
65
Universitas Pamulang
COD  :  12.000 ppm
BOD  :  4.000 ppm
TSS  :  10.000 ppm
Dari  bak  anaerob  I,  II  dan  III  kemudian  masuk  ke  bak
maturasi IV. Pada bak maturasi IV, limbah juga mengalami proses
yang sama dengan di bak anaerob. Dari bak IV, limbah di  recycle
sebagian ke bak anaerob sebagai pengencer sejumlah 3.000 m
3
/hari
dan  sisanya  didistribusikan  ke  lahan  pertanian  dan  untuk  pupuk
sebesar 10.000 m
3
/hari.
3.  Bak Kontrol
Dari  bak  kontrol  limbah  yang  sudah  dinetralkan,  sebagian  lagi
dialirkan ke bak pembuangan dan sebagian lagi dialirkan ke kolom
anaerob.  Di dalam kolom ini, limbah dibiarkan mengalami proses
anaerob  oleh  bakteri  sehingga  menghasilkan  gas  H
2S  dan  CH4
yang  berbau  serta  penurunan  BOD  atau  COD.  Ke  dalam  kolom
anaerob  I  ditambah  nutrien  seperti  urea  dan  TSP  untuk
kelangsungan  hidup  bakteri.  Waktu  tinggal  di  kolom  ini  adalah
selama  35  hari.  Penambahan  limbah  ke  dalam  kolom  anaerob  I
terjadi secara terus-menerus sehingga terjadi aliran secara overflow
menuju  kolom  anaerob  II.  Di  dalam  kolom  anaerob  II  terjadi
proses  yang  sama  dengan  kolom  anaerob  I,  tetapi  waktu
tinggalnya  hanya  20  hari.  Setelah  terjadi  overflow  pada  bak  III,
limbah  masuk  ke  bak  IV.  Di  sini  terjadi  proses  anaerob  dengan
bantuan aerator. Waktu tinggal di kolom anaerob IV adalah selama
14 hari. Dari bak ini, limbah mengalir secara  overflow  ke bak V
yang  bertugas  sebagai  bak  maturasi.  Spesifikasi  limbah  yang
keluar dari bak IV adalah:
pH  :  6,8-7
COD  :  100-250 ppm (maks. 300 ppm)
BOD  :  40-80 (maks. 100 ppm)
TSS  :  80-100 ppm
66
Universitas Pamulang
Limbah  yang  telah  diolah  dapat  digunakan  untuk  pupuk  karena
mengandung unsur-unsur N, P, dan K yang tinggi. Dimana unsur
N  dan  P  berasal  dari  penambahan  nutrient  pada  fermentasi
alkohol, sedangkan unsur K berasal dari tanaman tebu.
4.  Unit Evaporator Plant
Stillage  dengan konsentrasi 5% TS dari  alcohol plant  dipekatkan
di  unit  evaporator  plant  dengan  3  stage  dan  dihasilkan  stillage
dengan  konsentrasi  65%  TS  dan  water  dari  hasil  produk  atau
stillage dengan konsentrasi 65% TS dimanfaatkan untuk:
1.  Pembuatan  pupuk  cair  POMI  (Pupuk  Organik  Majemuk
Imbang)
2.  Pembuatan  briket  sebagai  bahan  bakar  boiler.  Briket  dibuat
dari campuran serbuk kayu dan  stillage  kemudian dikeringkan
dan dipress di bricketing unit.
3.  Pembuatan  makanan  ternak  dengan  stillage  waste  unit
fermentasi.
67
Universitas Pamulang
BAB VII
TUGAS KHUSUS
NERACA MASSA ETIL ASETAT
KAPASITAS 5300 TON/TAHUN
Tugas  khusus  yang  diberikan  merupakan  perhitungan  neraca  massa
produksi  etil  asetat  kapasitas  5300  ton/tahun  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.
Bahan baku pada proses pembuatan etil asetat adalah etanol dan asam asetat. Feed
etanol  dipompa  menuju  ET  501  dan  RE  501  sedangkan  asam  asetat  dipompa
menuju  ET  501  dan  RE  501.  Perbandingan  jumlah  massa  etanol:asam  asetat
adalah  1:3.  Asam  asetat  yang  digunakan  adalah  asam  asetat  berlebih.  Konversi
yang  diperoleh  pada  produksi  etil  asetat  ini  di  tangki  ET  501  adalah  41,11%.
Kelebihan  asam  asetat  dalam  proses  produksi  etil  asetat  sebesar  14,94%  bW
dengan kemurnian awal sebelum proses 68,97% bW.
Dari tangki ET 501 menuju DA 501. Pada DA 501 sudah ada pemisahan
etil asetat tahap pertama. Hasil atas dari DA 501 berupa etil asetat dan etanol yang
mana  akan  dikondensasikan  di  HC  501.  Hasil  yang  terkondensasi  (etanol)  akan
masuk kembali ke DA 501, sedangkan yang tak terkondensasi akan disalurkan ke
DA  502.  Hasil  bawah  kolom  DA  501  yang  mana  berupa  asam  asetat  akan
dikembalikan ke ET 501 dan RE 501.
Pada  DA  502  terjadi  pemisahan  antara  etanol  dengan  etil  asetat  melalui
teknik distilasi.  Hasil atas dari DA 502 yang berupa etil asetat dikondensasikan di
AE 501. Hasil yang terkondensasi dari AE 501 akan dilewatkan ke HE 502 untuk
didinginkan, lalu sebagian dipompa untuk digunakan sebagai umpan di DA 503
dan  sebagian  lagi  digunakan  sebagai  refluks  di  DA  502.  Sedangkan  yang  tidak
terkondensasi akan dikondensasikan kembali melalui HC 502.
Pada DA 503 terjadi pemisahan etanol dengan etil asetat secara azeotropik
dengan menggunakan pelarut berupa air untuk melarutkan etanol (etil asetat tidak
terlarut dalam air).  Umpan dimasukkan dari bawah sedangkan air proses masuk
dari atas kolom. Etanol kemudian akan terlarut dalam air dan mengalir ke bawah
dan  dipompa  menuju  DA  502.  Namun  sebelum  menuju  DA  502,  larutan  etanol
dan air tersebut dipanaskan dengan HE 501. Pada DA 503 terjadi  interface level
68
Universitas Pamulang
(atas etil asetat, bawah air). Etil asetat akan dialirkan ke DA 504 secara gravitasi
dengan prinsip pipa U.
Pada  DA  504  bekerja  di  bawah  tekanan  vakum  dengan  bantuan  pompa
vakum.  Etil  asetat  akan  mengalir  di  bawah,  sebagian  diambil  sebagai  produk
dengan didinginkan terlebih dahulu lewat HE 503 dan masuk ke  product storage
(PS 01). Sebagian lagi diambil untuk sirkulasi di AE 501 untuk mengambil panas
dari gas di DA 502. Gas-gas akan mengalir ke atas dan kemudian dikondensasikan
dengan  HC  503,  sebagian  akan  digunakan  kembali  ke  DA  503  dengan  terlebih
dahulu  didinginkan  di  HE  502.  Sedangkan  yang  belum  terkondensasi  akan
dikondensasikan  lagi  di  HC  504.  Berikut  adalah  perhitungan  neraca  massa
produksi etil asetat kapasitas 5300 ton/tahun:
Neraca Massa Keseluruhan Proses
Kondisi operasi = batch
Suhu operasi = 103
0
C
Waktu Operasi = 3 jam
Reaksi yang terjadi:
Alasan pemilihan reaktor batch:
a)  Proses produksi batch  karena membutuhkan waktu produksi yang lama  yaitu 3
jam.
b)  Laju reaksi yang lama karena reaksi yang terjadi reversible.
Kapasitas perancangan = 5300 ton/tahun
Waktu operasi dalam 1 tahun = 330 hari
Kapasitas perancangan per jam =
69
Universitas Pamulang
Kesetimbangan Reaksi:
Mula-Mula : 11,4181 mol  27,4034  mol    
Reaksi : 10,0479 mol  3,5624  mol   9,1345 mol  42,1264 mol
Kesetimbangan : 1,3702   mol  23,8410  mol  9,1345 mol      42,1264 mol
Neraca massa di sekitar Tangki Evaporator (ET-501)
Tujuan:
1.  Menghitung laju alir massa C2H5OH
di arus 5
2.  Menghitung laju alir massa CH3COOH di arus 5
3.  Menghitung laju alir massa CH3COOCH3
di arus 5
4.  Menghitung laju alir massa H2
O di arus 5
5.  Menghitung laju alir massa total
Persamaan neraca massa independent
  Neraca massa C2H5OH
( )
(
( )
)              
  Neraca massa CH3COOH
( )
(
( )
)              
  Neraca massa CH3COOCH3
( )
70
Universitas Pamulang
  Neraca massa H2O
( ) ( ) ( )
  Neraca massa C2H5
OH
( )
(
( )
)
( )
( )
( )
  Neraca massa CH3COOH
( )
(
( )
( )
( )
( )
  Neraca massa CH3COOCH3
( )
( )
( )
  Neraca massa H2O
( )
(        (             ))
( )
(           (                ))
( )
( )
(          (             ))
( )
(            (               ))
( )
71
Universitas Pamulang
( ) ( ) ( )
( )
( )
Komponen
Masuk (kg/jam)  Keluar (kg/jam)
Arus 1  Arus 2  Arus 5
C2H5OH  525.2325     63.0279
CH3COOH     1644.2062  1430.4594
CH3COOCH3
675.9514
H2O  18.3831  739.8928  758.2759
Sub Total  543.6157  2384.0990  2927.7146
Total  2927.7  2927.7
Perbandingan Massa Etanol dan Asam Asetat
C2H5OH (kg)  CH3COOH (kg)
525.2325  1644.2062
1  3
Persentase Yield Produk dan Excess Bahan Baku
Komponen  Yield (%)  Excess (%)
CH3COOH     14.94
CH3COOCH3
41.11
Kemurnian pada Tangki Evaporator (ET-501)
Komponen
Purity ET-501 (%)
Arus 1  Arus 2  Arus 5
C2H5OH  96.62     2.15
CH3COOH     68.97  48.86
CH3COOCH3
23.09
H2O        25.90
72
Universitas Pamulang
Neraca massa di sekitar Reaktor Esterifikasi (RE-501)
Tujuan:
1.  Menghitung laju alir massa C2H5OH
di arus 4
2.  Menghitung laju alir massa CH3
COOH di arus 4
3.  Menghitung laju alir massa CH3COOCH3
di arus 4
4.  Menghitung laju alir massa H2
O di arus 4
5.  Menghitung laju alir massa total
Persamaan neraca massa independent
  Neraca massa C2H5OH
( ) ( ) ( )
  Neraca massa CH3COOH
( ) ( ) ( )
  Neraca massa CH3COOCH3
( ) ( ) ( )
  Neraca massa H2O
( ) ( ) ( )
  Neraca massa C2H5OH
( ) ( ) ( )
( )
  Neraca massa CH3COOH
( ) ( ) ( )
( )
  Neraca massa CH3COOCH3
( ) ( ) ( )
( )
73
Universitas Pamulang
  Neraca massa H2O
( ) ( ) ( )
( )
Komponen
Masuk (kg/jam)  Keluar (kg/jam)
Arus 3  Arus 4
C2H5OH  63.0279  63.0279
CH3COOH  1430.4594  1430.4594
CH3COOCH3
675.9514  675.9514
H2O  758.2759  758.2759
Sub Total  2927.7146  2927.7146
Total  2927.7146  2927.7146
Neraca massa di sekitar Menara Distilasi (DA-501)
Tujuan:
1.  Menghitung laju alir massa C2H5OH
di arus 6
2.  Menghitung laju alir massa CH3
COOH di arus 7
3.  Menghitung laju alir massa CH3COOCH3
di arus 6
4.  Menghitung laju alir massa H2
O di arus 6
5.  Menghitung laju alir massa total
74
Universitas Pamulang
Persamaan neraca massa independent
  Neraca massa C2H5OH
( ) ( )
  Neraca massa CH3COOH
( ) ( )
  Neraca massa AlCl3
(  ) ( )
  Neraca massa C8H10O
(  ) ( )
  Neraca massa H2O
(  ) ( )
  Neraca massa C2H5OH
( ) ( )
( )
  Neraca massa CH3COOH
( ) ( )
( )
  Neraca massa CH3COOCH3
( ) ( )
( )
  Neraca massa H2O
( ) ( )
( )
75
Universitas Pamulang
Komponen
Masuk (kg/jam)  Keluar (kg/jam)
Arus 5  Arus 7  Arus 6
C2H5OH  63.0279     63.0279
CH3COOH  1430.4594  1430.4594  
CH3COOCH3
675.9514     675.9514
H2O  758.2759     758.2759
Sub Total  2927.7146  1430.4594  1497.2553
Total  2927.7  2927.7
Neraca massa di sekitar Menara Distilasi (DA-502)
Tujuan:
1.  Menghitung laju alir massa C2H5OH
di arus 8 dan arus 10
2.  Menghitung laju alir massa CH3COOCH3
di arus 10
3.  Menghitung laju alir massa H2
O di arus 8 dan arus 10
4.  Menghitung laju alir massa total 
76
Universitas Pamulang
Persamaan neraca massa independent
  Neraca massa C2H5OH
( ) ( )
(  ) ( )
  Neraca massa CH3COOCH3
(  ) ( )
  Neraca massa H2O
( ) ( )
(  ) ( )
  Neraca massa C2H5OH
( ) ( )
( )
( )
kg/jam
(  ) ( )
(  )
(  )
  Neraca massa CH3COOCH3
(  ) ( )
(  )
  Neraca massa H2O
( ) ( )
( )
( )
(  ) ( )
(  )
(  )
77
Universitas Pamulang
Komponen
Masuk (kg/jam)  Keluar (kg/jam)
Arus 6  Arus 8  Arus 10
C2H5OH  63.0279  3.1514  59.8765
CH3COOH        
CH3COOCH3
675.9514     675.9514
H2O  758.2759  0.1137  758.1622
Sub Total  1497.2553  3.2651  1493.9901
Total  1497.3  1497.3
Neraca massa di sekitar Menara Distilasi (DA-503)
Tujuan:
1.  Menghitung laju alir massa C2H5OH
di arus 9 dan arus 12
2.  Menghitung laju alir massa CH3COOCH3
di arus 12
3.  Menghitung laju alir massa H2
O di arus 9 dan arus 12
4.  Menghitung laju alir massa total 
78
Universitas Pamulang
Persamaan neraca massa independent
  Neraca massa C2H5OH
( ) (  )
(  ) (  )
  Neraca massa CH3COOCH3
(  ) (  )
  Neraca massa H2O
( )
(  ) (  )
)
(  )
(  ) (  )
)
  Neraca massa C2H5OH
( ) (  )
( )
( )
(  ) (  )
(  )
(  )
  Neraca massa CH3COOCH3
(  ) (  )
(  )
  Neraca massa H2O
( )
(  ) (  )
)
( )
(                   )
( )
(  )
(  ) (  )
)
(  )
(                   )
(  )
79
Universitas Pamulang
Komponen
Masuk (kg/jam)  Keluar (kg/jam)
Arus 10  Arus 11  Arus 9  Arus 12
C2H5OH
59.8765     59.8759  0.0006
CH3COOH
CH3COOCH3 675.9514        675.9514
H2O
758.1622  350.0000  1107.0540  1.1082
Sub Total  1493.9901  350.0000  1166.9299  677.0602
Total  1844.0  1844.0
Konsentrasi Etanol pada Menara Distilasi (DA-503)
Komponen
% Konsentrasi DA-503
Arus 10  Arus 9  Arus 12
C2H5OH  7.32  5.13  0.05
Neraca massa di sekitar Menara Distilasi (DA-504)
Tujuan:
1.  Menghitung laju alir massa C2H5OH
di arus 13
2.  Menghitung laju alir massa CH3COOCH3
di arus 13 dan arus 14
3.  Menghitung laju alir massa H2
O di arus 13 dan arus 14
4.  Menghitung laju alir massa total 
80
Universitas Pamulang
Persamaan neraca massa independent
  Neraca massa C2H5OH
(  ) (  )
  Neraca massa CH3COOCH3
(  )
(  ) (  )
)
(  )
(                 )
  Neraca massa H2O
(  ) (  ) (  )
(  )
  Neraca massa C2H5
OH
(  ) (  )
(  )
  Neraca massa CH3COOCH3
(  )
(  ) (  )
)
(  )
(                    )
(  )
(  )
(                 )
(  )
(                    )
(  )
  Neraca massa H2O
(  ) (  ) (  )
(  )
(  )
(  )
(  )
(  )
81
Universitas Pamulang
Komponen
Masuk (kg/jam)  Keluar (kg/jam)
Arus 12  Arus 13  Arus 14
C2H5OH  0.0006  0.0006  
CH3COOH        
CH3COOCH3
675.9514  6.7662  669.1852
H2O  1.1082  1.1015  0.0067
Sub Total  677.0602  7.8683  669.1919
Total  677.1  677.1
Kemurnian pada Menara Distilasi (DA-504)
Komponen
Purity DA 504 (%)
Arus 10  Arus 9  Arus 12
C2H5OH  0.0540  0.0543  
CH3COOCH3
98.99901
82
Universitas Pamulang
Berikut ini adalah diagram alir proses pembuatan etil asetat:
83
Universitas Pamulang
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1  Kesimpulan
Setelah  melaksanakan  kerja  praktek  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.,
Departeman Fermentasi,  selama 1 bulan  terhitung dari tanggal 1 Juni sampai
dengan 30 Juni 2016, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.  Proses  pembuatan  Etanol  melewati  dua  tahapan  proses  yaitu  proses
fermentasi,  dan  proses  distilasi  secara  batch.  Sedangkan  proses
pembuatan Etil Asetat dilakukan  dengan cara mereaksikan Etanol dengan
Asam Asetat.
2.  Berdasarkan tugas khusus yang telah dilakukan yaitu:
  Perbandingan Massa Etanol dan Asam Asetat adalah 1:3.
  Persentase Yield Etil Asetat adalah  41,11%.
  Persentase Excess  Asam  Asetat  adalah  14,94%  dengan  konsentrasi
awal 68,97%.
  Kemurnian yang diperoleh dari hasil proses pada Reaktor Esterifikasi
(RE-501)  adalah  etanol  2,15%,  asam  asetat  48,86%,  etil  asetat
23,09%, dan air 25,90%.
  Penambahan  air  pada  Menara  Distilasi  (DA-503)  berfungsi  untuk
melarutkan etanol dan mengencerkan larutan etanol dari konsentrasi
7,32%  hingga  0,05%.  Etanol  dengan  konsentrasi  5,13%  yang  telah
didistilasi dikembalikan lagi ke arus sebelumnya menuju DA-502.
  Kemurnian  Etil  Asetat  pada  Menara  Distilasi  (DA-504)  sebesar
98,999%. 
8.2  Saran
8.2.1  Saran Untuk PT. INDO ACIDATAMA Tbk
1.  Supaya  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  menjadi  satu-satunya
perusahaan  yang  mampu  bersaing  di  Indonesia  serta  mampu
menghasilkan  produk-produk  khususnya  di  bidang  industri
agrokimia yang memiliki kualitas yang sangat baik.
84
Universitas Pamulang
2.  Diharapkan  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  mampu
mengembangkan teknologi-teknologi baru dalam pembuatan asam
asetat  dan  asetaldehid  dengan  biaya  produksi  yang  kecil  dengan
memperhatikan sumber daya manusia dan K3 yang ada.
3.  Untuk  Proses  Produksi  di  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.
diharapkan  dapat  meningkatkan  kualitas  dan  kapasitas  produksi
supaya  PT.  INDO  ACIDATAMA  Tbk.  nantinya  semakin
berkembang dan maju.
4.  Perlu menambah reaktor pada unit fermentasi. Manfaat mengubah
sifat  proses  juga  akan  menghasilkan  produksi  Etanol  dan  Etil
Asetat lebih banyak per tahunnya, mengingat Etanol dan Etil Asetat
adalah  bahan  yang  dibutuhkan  dalam  berbagai  kegunaan  suatu
produk.
5.  Serta  lebih  meningkatkan  budaya  K3  dan  memperhatikan  aspekaspek kecil yang bisa saja mempengaruhi hasil produksi.
8.2.2  Saran Untuk Universitas Pamulang
1.  Cakupan  kerja  praktek  untuk  mahasiswa  supaya  lebih  kompleks
agar mempermudah dalam kerja praktek.
2.  Universitas Pamulang  mengembangkan hubungan yang lebih  baik
ke  perusahaan,  sehingga  mempermudah  dalam  pencarian  kerja
praktek  dan  mempermudah  dalam  pencarian  kerja  bagi  lulusan
Universitas Pamulang.
85
Universitas Pamulang
DAFTAR PUSTAKA
Doran,  Pauline  M.1995.  Bioprocess  Engineering  principles.  Second  Edition.
Academic press:London.
Judomidjojo,M.1990. Teknologi fermentasi. Rajawali Press:Jakarta.
Panduan  PKL  Utility  Department.  PT  INDO  ACIDATAMA  Tbk.:Karanganyar,
Solo.
Prescott,  S.C  &  Dunn,  C.G.1959.  Industrial  Microbiology.  Third  Edition.MC
Graw-Hill Book Co.:New York.
Prosedur Mutu. PT INDO ACIDATAMA Tbk. Karanganyar, Solo.
Setyohadi.  1993.  Pengaruh  Penggunaan  Inokulum  Yeast  dan  Lama  Fermentasi
terhadap  Produksi  Alkohol  yang  Dihasilkan  dari  Bahan  Limbah  Molase.
Medan.
86
Universitas Pamulang
LAMPIRAN
Organization Chart PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
google-site-verification: googlefb55280c6bcebd5a.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar