Selasa, 11 Oktober 2016

PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN VARIASI PUTARAN MENGGUNAKAN INVERTER SHIHLIN SS2



PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN VARIASI PUTARAN MENGGUNAKAN INVERTER SHIHLIN SS2

 

Skripsi

 

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Pamulang Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Gelar Sarjana Teknik

Oleh :
AANK ANDRIAN
2012030244

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2016

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama                           :           AANK ANDRIAN
NIM                            :           2012030244
Program Studi             :           Teknik Mesin
Fakultas                       :           Teknik
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah karya saya sendiri, kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya sebagai bahan rujukan.






Pamulang, Maret  2016

Aank Andrian
                                                                                             2012030244


LEMBAR PENGESAHAN


PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN VARIASI PUTARAN MENGGUNAKAN INVERTER SHIHLIN SS2

Oleh :
Aank Andrian
2012030244
Telah diperiksa dan disetujui serta dianggap layak untuk diuji secara lisan melalui Sidang Tugas Akhir oleh :


Pembimbing I


(Ir. Djuhana, Msi)
Pembimbing II


(Dedi Suryaman, ST, MT)



Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Pamulang


(Ir. Djuhana, M.Si)

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN


PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN VARIASI PUTARAN MENGGUNAKAN INVERTER SHIHLIN SS2
Oleh :
Aank Andrian
2012030244

Menerangkan bahwa Tugas Akhir ini telah berhasil dipertahankan dalam Sidang Tugas Akhir disetujui serta diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pamulang.

Pamulang,  Maret 2016
Menyetujui :
         Penguji I                                                                            Penguji II



(Ir. Djuhana, M. Si)                                                              (Ir. Sunardi, MT.)                                        
                                                                                                                                  
Mengetahui :

Kepala Program Studi Teknik Mesin
Universitas Pamulang


(Ir. Djuhana, M. Si)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

(Hasil Karya Perorangan)





 
Sebagai civitas akademik Universitas Pamulang, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama               : Aank Andrian
NIM                : 2012030244
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas           : Teknik
Jenis Karya      : Skripsi / Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pamulang Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN VARIASI PUTARAN MENGGUNAKAN INVERTER SS2”, Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Pamulang berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Pamulang,  Maret 2016
      yang menyatakan,

       (Aank Andrian)

KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN VARIASI PUTARAN MENGGUNAKAN INVERTER SS2 “. Penulis sangat bersyukur sekali Karena dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Universitas Pamulang Tangerang Selatan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1.    Bapak Drs. H. Darsono, selaku ketua yayasan Sasmita Jaya.
2.    Bapak Drs. H. Dayat Hidayat, MM,. selaku Rektor Universitas Pamulang.
3.    Bapak Ir. Dadang Kurnia, MM,. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pamulang.
4.    Bapak Ir. Djuhana, Msi., selaku  ketua program studi Teknik Mesin di Universitas Pamulang.
5.    Bapak Ir. Djuhana, Msi., selaku pembimbing I skripsi pada program studi Teknik Mesin di Universitas Pamulang.
6.    Bapak Dedi Suryaman, ST. MT. selaku pembimbing II skripsi pada program studi Teknik Mesin di Universitas Pamulang.
7.    Orang tua tercinta, yang telah mendukung penulis baik spirit maupun materi.
8.    Adikku tercinta, yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9.    Saudara dan sahabat-sahabatku, terutama kawan-kawan angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan moral untuk terus meyelesaikan skripsi ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat kami tunggu demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya.



Pamulang, Maret 2016

                                                                                          Aank Andrian







Nama                           :           Aank Andrian
Tempat/tanggal lahir   :           Trenggalek, 25 Mei 1994
Jenis kelamin               :           Laki-laki
Agama                         :           Islam
Status                          :           Belum Menikah
 Alamat                       :            Rt.01 Rw.001, Kunciran Jaya,Kecamatan Pinang, Kota Tangerang
No telepon                   :           081280170609
Email                           :           aankandrian19222011@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1.       1999 s/d 2000                   TK CIPTA BAHAGIA, CONDET JAK-TIM
2.       2000 s/d  2006                  SDN KUNCIRAN 9 PINANG, TANGERANG
3.       2006 s/d  2009                  SMPN 2 TUGU, TRENGGALEK
4.       2009 s/d  2012                  SMKN 1 TRENGGALEK
5.       2012 s/d sekarang             UNIVERSITAS PAMULANG TANG-SEL












ABSTRAK


Pengujian Pompa Sentrifugal Dengan  Variasi Putaran Menggunakan Inverter Shihlin SS2
Tujuan pelaksanaan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui tekanan,debit dan efisiensi pompa sentrifugal dengan cara mengatur tegangan menggunakan inverter Shihlin seri (ss2). Pengujian dilakukan dengan cara mengatur frekuensi dari 30 Hz, 35 Hz, 40 Hz, 45 Hz, 50 Hz dan disetiap frekuensi dilakukan variasi putaran pada katup dengan bukaan full, 1/2, 1/4, 3/4, dan tutup. Fluida yang digunakan adalah air biasa.
Dari pengujian dan analisa data dapat disimpulkan bahwa, pada pengaturan katup tekan, debit semakin besar makan head yang dihasilkan semakin kecil sehingga daya yang dibutuhkan motor semakin kecil. sedangkan pada pengaturan frekuensi, semakin tinggi putaran maka debit, head daya motor dan efisiensi juga semakin tinggi`

kata kunci: pompa sentrifugal, inverter, debit, head.

ABSTRACT
Testing Centrifugal Pump With A rotation Variation Using Inverter Shihlin SS2
Purposes of the implementation of this thesis was to determine the pressure, flow and centrifugal pump efficiency by regulating the voltage using Shihlin inverter series (SS2). Testing is done by regulating the frequency of 30 Hz, 35 Hz, 40 Hz, 45 Hz, 50 Hz and a frequency to be varied in each round on the valve with an opening full, 1/2, 1/4, 3/4, and closed. The fluid used is water.
Of testing and data analysis can be concluded that, in setting the valve pressure, the greater the discharge head generated eat less so that the power needed smaller motors. whereas the frequency setting, the higher rounds of the discharge, head motor power and efficiency is also increasingly tinggi`

keywords: centrifugal pumps, inverters, discharge, head.

 


 
Daftar Isi



BAB I

PENDAHULUAN


Pompa merupakan pesawat angkut yang sudah biasa manusia gunakan di setiap sebagian kecil aktivitas kehidupannya yang bertujuan untuk memindahkan zat cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang berfungsi untuk mengalirkan zat cair bertekanan rendah ke tekanan yang lebih tinggi dan dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi. Dengan adanya kebutuhan tersebut maka pompa harus mampu membangkitkan tekanan fluida sehingga dapat mengalir atau berpindah.
Fluida yang dipindahkan adalah fluida inkompresibel atau fluida yang tidak dapat dimampatkan. Pada penggunaan khusus, pompa dapat digunakan untuk memindahkan zat cair tertentu seperti lumpur, bubur kertas dan lain-lain.
Prinsip kerja pompa adalah menghisap dan melakukan penekanan terhadap fluida. Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan permukaan fluida yang dihisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa, oleh elemen pompa fluida ini akan didorong atau diberikan tekanan sehingga fluida akan mengalir ke dalam saluran keluar (discharge) melalui lubang tekan. Proses kerja ini akan berlangsung terus selama pompa beroprasi. Pompa yang digunakan sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu karakteristik pada kondisi kerja yang berbeda, dengan demikian dapat ditentukan batasan-batasan kondisi kerja pompa.
Pembuatan alat uji ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pompa yang putaran daya motor pompa ini diatur oleh sebuah alat yang bernama inverter. Dengan mengukur setiap pengujian maka akan mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam mencari karakteristik pompa.
Oleh karena itu diambil judul “ Pengujian Pompa Tunggal Dengan Variasi Putaran Menggunakan Inverter Shihlin SS2”

1.2. Maksud Dan Tujuan

 Dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari rangkaian pompa sentrifugal yang dipasang secara tunggal dan menggunakan inverter untuk variasi putaran daya motor mesin pompa.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1.   Mengetahui tekanan isap dan discharge.
2.   Mengetahui tekanan debit.
3.   Mengetahui efisiensi pompa.

1.3. Pembatasan Masalah

            Untuk dapat menghasilkan karakteristik pompa yang diinginkan, rangkaian pengujian harus dapat memberikan variasi kondisi kerja kepada pompa yang diuji. Oleh karena itu, dalam pembuatan alat pengujian berpegang pada pembatasan masalah berikut :
1.      Pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal
2.      Di pengujian ini yang akan di ukur adalah bagaimana tekanan, debit dan efisiensi pompa yang putaran motor mesin pompa di atur oleh inverter.

1.4. Perumusan Masalah

Pada tugas akhir ini, akan dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik pompa tersebut harus dilakukan pengujian untuk mendapatkan data-data yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan pengukuran tekanan(head), pengukuran isap, dan pengukuran tekanan keluar. Sebelum melakukan pengujian, terlebih dulu dibuat alat uji yang menggunakan beberapa pompa dimana yang digunakan adalah pompa sentrifugal dimana pompa tersebut mempunyai spesifikasi yang sama. Untuk mendapatkan kurva karakteristik pompa, instalasi pengujian harus dapat memberikan variasi kondisi kerja pada pompa yang diuji.

1.5. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan alat uji ini adalah:
1.    Studi Pustaka
Pada tahap ini yang dilakukan adalah memperoleh teori-teori dasar dan prosedur pengujian yang berkaitan dengan materi yang ditulis.
2.    Survei Lapangan
Survei dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembuatan alat uji. Data-data ini bisa berupa data tentang pompa dan rangkaian alat uji.
3.    Pembuatan alat uji
Langkah ini dilakukan penyusunan komponen untuk pembuatan instalasi pengujian yang telah direncanakan sebelumnya.
4.    Pengujian
Pada pengujian ini dilakukan pengukuran tekanan, pengukuran isap dan pengukuran discharge pada pompa yang menggunakan control inverter pada motor penggerak pompa.
         

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab antara lain sebagai berikut:
BAB I      PENDAHULUAN
Dalam bab ini diterangkan mengenai latar belakang penganalisaan, maksud dari tujuan, batasan-batasan yang diambil, metode penulisan, sitematika penulisan.

BAB II     LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang pengertian dasar tentang sistem pemipaan, pompa sentrifugal dan aliran fluida serta penulisan rumus-rumus yang ada kaitannya dengan sistem pemipaan alat uji pompa sentrifugal

BAB III   METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. Menjelaskan langkah perancangan alat, detail sistematik dan teknik pengujian.
BAB IV   HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai data dan perhitungan. Menjelaskan grafik-grafik dari data yang diperoleh dalam pengujian.
BAB V     KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan disimpulkan hasil dari pembahasan dan menjelaskan juga saran-saran agar pengujian lebih akurat.















BAB II

LANDASAN TEORI


2.1. Pengertian Umum Tentang Pompa

Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Selain itu pompa juga berfungsi untuk mengubah kecepatan aliran fluida sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai penggerak pompa dapat digunakan untuk steam engine, gas engine, steam turbine, dan motor listrik.
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang digerakkan oleh suatu penggerak mula (biasanya motor listrik, motor bakar, atau turbin uap) dengan maksud untuk mendorong fluida tersebut ketempat lain yang diinginkan, misalkan ke tempat yang lebih tinggi atau lebih jauh.
Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu tipe turbo, tipe perpindahan positif, dan tipe lain yang berdasarkan teori pompa. Tipe perpindahan positif (termasuk pompa ulir spiral, pompa roda gigi, dan pompa ulir) dan tipe lain(termasuk pompa hisapan udara, rem hidraulik dan pompa jet). Pompa sentrifugal (Centrifugal Pump) diklasifikasikan berdasarkan bebera kriteria, antara lain:

1.  Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller.
Aliran fluida dalam impeller dapat berupa axial flow, mixed flow, atau radial flow.

2.  Bentuk kontruksi dari impeller.
Impeller yang digunakan pompa sentrifugal dapat berupa open impeller, semi-open impeller, atau closing impeller.
3.  Banyaknya jumlah suction inlet.
Beberapa pompa sentrifugal memilike suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki satu suction inlet disebut single-suction pump sedangkan untuk pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double-suction pump.
  4.  Banyaknya impeller.
Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa impeller bersusun memiliki labih dari satu impeller disebut multi-stage pump.

2.2. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal, salah satu jenis pompa kerja dinamis yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetic (kecepatan) cairan menjadi energy potensial melalui impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal yang tumbul karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Seperti diperlihatkan dalam gambar, mempunyai sebuah impeller (baling-baling) untuk mengangkat zat cair daritempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi. Daya dari luar diberikan kepada poros pmpa untuk memutarkan impeller di dalam zat cair. Sehingga zat cair yang ada di di dalam berputar karena dorongan dari sudu-sudu, karena timbul gaya sentifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran anatar sudu-sudu. Disini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian head kecepatan bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan. Zat cair yang keluar dari impeller ditampung di saluran berbentuk spiral di kelilingi impeller dan disalurkan ke luar pomkpa melalui nosel. Nosel ini sebagai head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja kepada zat cair sehingga energy yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energy per satuan berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head total pompa.
Gambar 2.1. Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal 1)

Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relative terjangkau. Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah gerakan impeller yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk beroprasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan, harga murah dan perawatan mudah.


·         Bagian-bagian Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Bagian-bagian pompa 2)
a)    Stuffing Box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menmus casing
b)   Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi boocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
c)    Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen punter dari penggerak selama beroprasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

d)   Shaft Sleve
Shaft Sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
e)    Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f)    Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang beerfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet, dan outlet nozzle serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energy kecepatan cairan menjadi energy dinamis (single stage).
g)   Eye Of Impeller
Bagian sisi masuk pada rah isap impeller.
h)   Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energy mekanis dari pompa menjadi energy kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
i)     Chasing Wear Ring
Chasing Wear Ring ini berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
j)     Disharge Nozzle
Discharge nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dar impeller, Di dalam nosel ini head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.

2.2.1. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Prinsip kerja pompa sentrifugal, didasarkan pada hukumkekelan energy. Cairan yang masuk pompa dengan energy total tertentu mendapatkan tambahan energy dari pompa sehingga setelah keluar dari pompa cairan akan mempunyai energy total yang lebih besar.
Fluida cair yang akan dipompa dimasukka ke dalam rumah pompa, sehingga memenuhi seluruh impeller. Motor penggerak yang ada pada umumnya dihubungkan langsung ke poros pompa (shaft), impeller diputar, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang mengangkat atau memindahkan fluida cair keluar dari bilah-bilah impekker. Bersamaan dengan dipindahkannya fluida, maka sejumlah fluida dari suction pipe juga akan terhisap ke bagian tengah impeller dan akhirnyua dipindahkan juga. Perpindahan atau dipinndahkannya air dari impeller kemudian diteruskan melalui dischahrge pipe.

2.2.2.  Klasifikasi Pompa Sentrifugal

1. Menurut jenis aliran dalam impeller
a. Pompa aliran radial
       Pompa ini mempunyai kontruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang keluar dari impeller akan tegak lurus poros pompa (arah radial)..
Gambar 2.3. Pompa sentrifugal aliran aksial 3)
b. Pompa aliran campur
       Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeller akan bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial.
Gambar 2.4.Pompa sentrifugal aliran campur 4).
c. Pompa aliran aksial
       Aliran zat cair yang meninggalkan impeller akan bergerak sepanjang permukaan silinder (arah aksial).
 
Gambar 2.5.Pompa aliran aksial 5)


2. Menurut jenis impeller
a. Impeller tertutup
       Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan, digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.
 
Gambar 2.6. Impeller 6)
b. Impeller setengah terbuka
       Impeller jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya: air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll.
c. Impeller terbuka
       Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk memompa zat cair yang banyak mengandung kotoran.


3. Menurut Bentuk Rumah
a. Pompa volut
       Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong atau siput (volute), sehingga kecepatan aliran keluar bisa dapat dikurangi dan biasa menghasilkan jumlah kenaikan tekanan.
Gambar 2.7. Pompa volut 7)
b. Pompa diffuser
       Pada keliling luar impeller dipasang sudu diffuser sebagai pergantian rumah keong.
 
Gambar 2.8. Pompa diffuser 8)

c. Pompa aliran campur jenis volut
       Pompa jenis ini mempunyai impeller jenis aliran campur dan sebuah rumah volut.
4. Menurut jumlah tingkat
a. Pompa satu tingakat
       Pompa ini hanya mempunyai satu impeller. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeller, jadi relatife rendah.
b. Pompa bertingkat banyak
       Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang secara berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeller pertama dimasukkan ke impeller berikutnya dan seterusnya hingga impeller terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlah dari head yang ditimbulkan oleh masing-masing impeller sehingga relatif tinggi.
Gambar 2.9. Pompa Multistage 9)
5. Menurut letak poros
            Menurut letak porosnya, poros dapat dibedakan menjadi poros horizontal dan poros vertical seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 2.10. Poros Vertikal dan poros Horisontal 10)

2.3. Rumus-Rumus Perhitungan Pompa

2.3.1. Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa setiap satuan waktu. Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :
·         Barel per day (BPD)
·         Galon per menit (GPM)
·         Cubic meter per hour (m3/hr)

Dalam memilih suatu pompa untuk maksud tertentu, terlebih dahulu harus diketahui aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan dipompa. Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai kondisi instalasi pompa atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya dinyatakan dalm satuan panjang. Head dapat bervariasi pada penampang yang berbeda, tetapi pada kenyataannya selalu ada rugi energy. Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.
Gambar 2.11. Head Pompa  11)
Dari gambar 2.11. kita dapat menentukan head total pompa dengan persamaan dibawah ini :
            ……………………………………...….(1)
Dimana :          H         : Head total pompa (m)
                                            : Head statis total (m)
                                         : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua                                                             permukaan (m),
         : Berbagai kerugian head di pipa , katup, belokan, sambungan,dll (m)  =
        : Head kecepatan keluar (m)
         : Percepatan gravitasi (9,81 m/)

Head total pompa salah satunya dipengaruhi oleh berbagai kerugian pada system perpipaan yaitu gesekan dalam pipa, katup, belokan, sambungan reduser, dll. Untuk menentukan head total yang harus disediakan pompa, perlu menghitung terlebih dahulu kerugian-kerugian pada instalasi. Dimana kerugian-kerugian tersebut akan dijumlahkan untuk mengetahui kerugian head yang terjadi dalam instalasi. Berikut akan dihitung kerugian head dan instalasi pengujian pompa.

2.3.3. Kerugian Head

Berikut ini adalah macam-macam kerugian dalam instalasi pompa antara lain:
1.      Head kerugian gesek dalam pipa lurus, dirumuskan sebagai berikut :
…………………………………………………...……(2)
Dimana:                   : Head kerugian gesek (m)
                                    Q         : Kapasitas pompa (/s)
L          : Panjang pipa (m)
D         : Diameter dalam pipa (m)     
C         : Koefisien pipa
2.  Kerugian belokan θ, dirumuskan sebagai berikut :
                    ……………………………………………………………….(3)
      (…………………..…………..(4)
Dimana:                   : Head kerugian belokan (m)
                                    V         : Kecepatan aliran (m/s)
                                    g          : Gaya gravitasi (9,81 m/)   
                                    D         : Diameter dalam pipa (m)
                                    R         : Jari-jari lengkung sumbu belokan (m)
                                    θ          : Sudut belokan (derajat)       
                                    ƒ          : Koefisien kerugian   
3.   Kerugian katup isap dengan saringan

  …………………………………………………………...……(5)
            Dimana:                    : Head kerugian katup isap (m)
                                    ƒ           : Koefisien kerugian katup isap
                                    v           : Kecepatan aliran m/s
                                    g           : Gaya gravitasi (9,81 m/)

4        Kerugian karena perbesaran penampang secara mendadak
………………………………………………………….………(6)
Dimana :                    : Head kerugian kecepatan keluar (m)
                                  : Kecepatan aliran sisi keluar (m/s
                        g            : Gaya gravitasi (9,81 m/)
5        Kerugian karena perbesaran penampang secara mendadak
 ……………………………………………………………..(7)
 Dimana :                 : Head kerugisn kecepatan keluar (m)
                                            : Kecepatan aliran sisi masuk/diameter kecil (m/s)
                                            : Kecepatan aliran sisi keluar/diameter besar (m/s)
                                    g          : Gaya gravitasi (9,81 m/
                                    ƒ          : Koefisien kerugian

Kecepatan spesifik merupakan indeks jenis pompa yang memakai kapasitas, putaran pompa dan tinggi tekan yang diperoleh pada titik efisiensi maksimum pompa, kecepatan spesifik digunakan untuk menentukan bentuk umum impeller. Masing-masing jenis impeller itu dapat dioprasikan dengan baik, walaupun daerah-daerah kecepatan spesifik ini hanya merupakan taksiran saja. Tidak ada batas yang tegas dientara jenis-jenis impeller ini. Kecepatan spesifik dapat didefinisikan seperti persamaan berikut.
 ………………………………………………………….……(8)
Dimana :                              : Putaran spesifikasi
                                    Q         : Kapasitas spesifik (m/s)
                                    H         : Head pompa (m)
                                    n          : Putaran pompa (rpm)
Dalam persamaan diatas digunakan pompa-pompa yang sebangun bentuk impellernya, meskipun ukuran dan putarannya berbeda. Dengan kata lain harga dapat dipakai sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa. Dalam menghitung untuk pompa sebtrifugal jenis isapan ganda (double suction) nilai Q dari persamaan adalah Q/2. Karena kapasitas aliran melalui sebelah impeller adalah setengah dari kapasitas aliran keseluruhan.
Kecepatan spesifik pompa bertingkat banyak diambil sebagai kecepatan spesifik untuk masing-masing tingkatnya. Kecepatan dan jumlah aliran melalui setiap tingkat adalah sama, dan tinggi tekan total biasanya terbagi rata untuk masing-masing tingkat. Jadi semua tingkat akan mempunyai kecepatan spesifik yang sama yang dapat dianggap sebagai kecepatan spesifik pompa itu sendiri.
Di pengujian ini memakai dua buah pompa sentrifugal (pompa no.1 dan pompa no.2) yang geometris sebangun satu dengan yang lain, maka untuk kondisi aliran yang sebangun pula, berlaku hubungan sebagai berikut :
 =  
 =          ………………………………………………….……..(9)
 =  
Dimana                        D                     : Diameter Impeller (m)
                                    H                     : Head Total Pompa (m)
                                    P                      : Daya Poros Pompa (kW)
                                    n                      : Putaran motor (rpm)
Disini menyatakan bahwa pompa no.1 dan pompa no.2 hubungan yang dinyatakan di atas disebut “hukum kesebangunan pompa”. Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performasi pompa bila putaran di ubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performasi pompa yang di rencanakan apabila pompa tersebut geometris sebangun dengan pompa yang sudah diketahui performasinya.


Dari instalasi pengujian pompa ini dapat diketahui besarnya daya hidrolis yang dibangkitkan dan daya motor penggerak yang diperlukan untuk menggerakannya, sehingga besarnya efisiensi dari pompa dan efisiensi system instalasi pengujian pompa dapat diketahui. Besarnya daya dan besarnya efisiensi tersebut dapat dihitung dengan rumus--rumus berikut:

Daya hidrolis (daya pompa teoritis) adalah daya yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah zat cair. Daya hidrolis dapat dihitung dengan persamaan berikut.

            …………………………………………………...…….(10)
Dimana :                            : Daya hidrolis (kW)
                                    γ          : Berat jenis air (kN/)
                                    Q         : Debit (
                                         : Head Total (m)
            Daya poros yang diperlukan untuk menggerakan sebuah pompa adalah sama dengan daya hidrolis ditambah kerugian daya didalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
            Ps = ………………………………………………………...………(11)
Dimana :                             : Efisiensi Pompa
                                             : Daya Hidrolis (kW)
                                              : Head Poros (kW)
Daya motor dapat dihitung dengan cara menggunakan data voltase dan arus listrik dengan rumus berikut ini.
Pi = V . I . Cos θ…..................................................................................(12)
Dimana :                      pi         : Daya Motor (kW)
                                    V           : Tegangan Listrik (volt)
                                    I            : Arus Listrik (amper)
                                    Cos θ    : Faktor Daya
Efisiensi Pompa merupakan perbandingan antara output dan input atau antara daya hidrolis pompa dengan poros pompa. Harga efisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga yang didapat dari pabrik pembuatnya. Rumus efisiensi dapat dilihat berikut ini.
 x 100%.....................................................................................(13)
Dimana :                              : Efisiensi Pompa (%)
                                    Ph        : Daya Hidrolis (kW)
                                    Pi         : Daya Motor (kW)





Karakteristik dari pompa sentrifugal merupakan hubungan antara tekanan yang dibangkitkan (head) dan kecepatan aliran volume (kapasitas). Karakteristik dapat juga menyertakan kurva efisiensi dan harga brake home power-nya. Karakteristik pompa sentrifugal dapat digambarkan dalam kurva karakteristik yang melukiskan jalannya lintasan dan besaran-besaran tertentu terhadap besaran kapasitas, besaran-besaran ini adalah :
·         Head Pompa (H)
·         Daya Pompa (P)
·         Efisiensi Pompa (
Karakteristik pompa berbeda-beda berdasarkan pada jenis pompa, putaran spesifik dan pabrik pembuatnya. Contoh karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam gambar 2.12. Kurva-kurva karakteristik, yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros, dan efisiensi pompa, terhadap kapasitas. Kurva performasi tersebut pada umumnya digambarkan pada putaran yang tetap. Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal umumnya berbentuk lengkung seperti kurva berikut ini:
Gambar 2.12. Kurva Head, Efisiensi dan Daya
Dari grafik dibawah ini terlihat bahwa kurva head-kapasitas menjadi semakin curan pada pompa dengan harga yang semakin besar. Disini head pada kapasitas nol (shut of head) semakin tinggi pada  yang semakin besar. Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran sama sengan nol pada pompa sentrifugal dengan  kecil. Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugalumumnya berbentuk mendekati busur lingkaran. Harga efisiensinya hanya sedikit menurun bila kapasitasnya berubah menjauhi harga optimumnya. Dalam memilih pompa yang tepat bagi keperluan tertentu, karakteristik pompa seperti diuraukan diatas sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan.
Gambar 2.13. Kurva karakteristik pompa volut
Gambar 2.14. Kurva karakteristik pompa aliran aksial
Ganbar 2.15. Kurva karakteristik pompa aliran campur

2.7. Kavitasi

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Ketika zat cair terhisap pada sisi isap pompa, tekanan pada permukaan zat cair akan turun, biala tekananya turun sampai pada tekanan uap jenuhnya, maka cairan akan menguap dan membentuk gelembung uap. Selama bergerak sepanjang impeller, kenaikan tekanan akan menyebabkan gelembung uap pecah dan menumbuk permukaan pompa. Jika permukaan saluran/pipa terkena tumbukan gelembung uap tersebut secara terus menerus dalam jangka lama akan mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang pada dinding saluran atau sering disebut erosi kavitasi. Pengaruh lain dari kavitasi adalah akan timbul suara-suara berisik, getaran yang berlebih dan turunnya performa pompa. Berikut ini adalah gambarannya.
Gambar 2.16. Perubahan tekanan pada sisi isap pompa 16)
Dalam perancangan instalasi pompa, hal-hal ini harus diperhitungkan untuk menghindari kavitasi tersebut, yaitu:
·         Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah
·         Pipa isap dibuat pendek,jika dipakai pipa isap yang panjang sebaiknya diambil pipa berdiameter satu nomor lebih besar untuk mengurangi gesekan.
·         Tidak dibenarkan untuk memperkecil laju aliran dengan menghambat aliran pada sisi isap.
·         Jika pompa memiliki head total dan kapasitas aliran berlebihan akan kemungkinan terjadi kavitasi karena head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai pada kondisi operasi sesungguhnya dan
·         Dipilih impeller yang tahna erosi karena kavitasi

2.8.  Net Positive Suction Head (NPSH)

Seperti uraian diatas bahwa kavitasi akan terjadi bila tekanan suatu aliran zat cair turun sampai dibawah tekanan uapnya. Jadi untuk menghindari kavitasi, harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari aliran didalam system pompa yang mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperature yang bersangkutan. Begitu sebaliknya, untuk menciptakan kavitasi.
            Dalam hal ini perlu perlu diperhatikan @ macam tekanan yang memegang peranan penting yaitu:
1.      Tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang.
2.      Tekanan yang ditemukan oleh keadaan aliran didalam pompa.
Berhubung dengan hal tersebut diatas maka NPSH atau Net Positive Suction Head, dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.
Dibawah ini akan diuraikan dua macam NPSH, yaitu :
1.    NPSH yang tersedia
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut. Dalam hal ini pompa yang menghisap dari tempat terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair, NPSH yang tersedia dapat ditulis sebagai berikut :
  …………………………………………….…(14)
Dimana :                            : NPSH yang tersedia (m)
                                    Pa        : Tekanan atmosfir (kg/)
                                    Pv        : Tekanan uap jenuh (kg/)
                                    γ          : Berat zat air per satuan volume (kg/)
                                           : Head isap statis (m)
                                           : Kerugian head sepanjang pipa isap

Dan persamaan diatas dapat dilihatbahwa tinggi hisap  biasanya diukur dari permukaan zat cair sampai titik tertinggi pada lubang hisap impeller (pada pompa dengan poros mendatar maupun tegak) jika zat cair di hisap dari tangki tertutup, maka Pa dalam persamaan diatas menyatakan tekanan absolute yang bekerja pada permukaan zat cair didalam tangki tertutup tersebut.
Gambar 2.17. NPSH, bila tekanan atmosfer bekerja pada permukaan air yang diisap.  17)
2.    NPSH yang diperlukan
NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk membiarkan pompa bekerja tanpa kavitasi. Sebelum ini terlihat bahwa antara flens hisap dan permukaan sudu kipas terjadi penurunan tekanan. Turunnya tekanan itu disebabkan karena kerugian aliran dan kerugian gesek dan juga kemungkinan peningkatan kecepatan aliran dalam pompa. Pembentukan gelembung akan terjadi, setelah tekanan sama dengan tekanan uap jenuh zat cair yang yang dipompakan pada suhu pemompaan. NPSH pompa yang diperlukan sama dengan jumlah tekanan dinamis atau tinggi kecepatan pada permukaan sudu dan semua kerugian aliran antara flens hisap dan permukaan sudu. Kerugian aliran dan kecepatan  aliran volume (Q) dan dari jumlah putaran () akan tetapi kerugian aliran dan kecepatan aliran tersebut tergantung pula dari bentuk sudu, jumlah sudu, tebal sudu, besarnya lubang laluan, dan unsure-unsur konstruksi yang lain. NPSH pompa yang diperlukan itu dapat dinyatakan dalam rumus berikut:
 .  ………………………………………………….…..(15)
S =  …………………………………………………………...…….(16)
Dimana :                          : NPSH yang diperlukan (m)
                                    S          : Kecepatan spesifik isap
                                    n          : Putaran pompa (rpm)
                                            : Kecepatan aliran air (/min)
                                            : Kecepatan Spesifik
                                              : Koefisien Kavitasi
Agar pompa dapat bekerja tanpa kavitasi, maka NPSH pompa yang tersedia harus lebih besar dari NPSH pompa yang diperlukan.











BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Langkah-Langkah Pengujian

 

ANALISA DAN PEMBAHASAN
 
PENGUJIAN POMPA TUNGGAL DENGAN PENGATURAN RPM PADA INVERTER
 
ALAT UJI POMPA
 
KESIMPULAN
 
EFISIENSI
 
TEKANAN

 
HASIL PENGUJIAN
 
DEBIT
 
Gambar 3.1. Diagram Uji Pompa Tunggal


Untuk pengujian ini menggunakan Inverter sebagai variasi putaran, dan untuk mengetahui input pompa menggunakan voltmeter dan ampere meter. Preasure gage juga dipasang di pipa isap (suction) dan di pipa keluar (discharge), pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal dan menggunakan wiermeter untuk mengukur debit air.

Gambar3.1 Skema pengujian pompa sentrifugal menggunakan variasi putaran dengan inverter
       Keterangan :
1   = Inverter
2   = Motor pompa
3   = Pompa sentrifugal
4   = Pressure gauge 2
5   = Katup
6   = Pressure gauge 1
7   = Saringan
8   = Penampung air
9   = Wiermeter

3.3. Alat-Alat Yang Digunakan

a.      Inverter
Merek            : Shihlin
Seri                : SS2
Input             : 9,3 A 1 PH AC 200 ~ 240 V 50/60 Hz
Output          : 4,5 A MAX 3 PH AC 200 ~ 240 V 0,75 KW
b.      Voltmeter
Merek            : Heles
Seri                : CR-52
Class             : 2.5
Reg               : 271.488
c.       Amperemeter
Merek            : Heles
Seri                : CR-52
Class             : 2.5
Reg               : 271.488

d.      Pompa Sentrifugal
Merek            : Voss
Model           : Aqua 175A
Max cap        : 110 Ltr/m
Suct head      : 9 Mtr
Disc head      : 13,5 Mtr
Total head     : 22,5 Mtr
Size               : 1” x 1”
Output          : 175 Watt
V/HZ/PH      : 220/50/1
Rpm              : 2850

e.       Pressure Gauge
Merek            : Australia
Max pressure : 2,5 Kg/

f.       Weirmeter
Model           : Bentuk V
Bahan            : Pelat besi
Panjang         : 37 cm
Lebar             : 24 cm
Tinggi            : 26 cm

 Untuk mengetahui daya input kita harus mengetahui tegangan (V) dan juga arus (A).
Input = Tegangan dan Arus
                             Pi = V . I . K
                                    pi         : Daya Motor (kW)
                                    V           : Tegangan Listrik (volt)
                                    I            : Arus Listrik (amper)
                            K          : Konsanta
        Dan selanjutnya untuk mengetahui Output dari pompa adalah kita harus mengukur Tekanan (P) dan Debit dari wiermeter. Daya output adalah daya yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah zat cair. Daya hidrolis dapat dihitung dengan persamaan berikut.

        Output = Tekanan dan Debit
                                            : Daya hidrolis (kW)
                                    γ          : Berat jenis air (kN/)
                                    Q         : Debit (
                                         : Head Total (m)

 Efisiensi Pompa merupakan perbandingan antara output dan input atau antara daya hidrolis pompa dengan poros pompa. Harga efisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga yang didapat dari pabrik pembuatnya.:
        Efisiensi = Output / Input
 x 100%
                                            : Efisiensi Pompa (%)
                                    Ph        : Daya Hidrolis (kW)
                                    Pi         : Daya Motor (kW)


1)      Perakitan menggunakan pompa sentrifugal yang disambungkan dengan Inverter sebagai pengatur daya motor listrik atau variasi putaran. Dihubungkan pula dengan voltmeter dan ampere meter untuk megetahui daya input. Pipa isap dan pipa keluar dipasang alat preasure gauge. Dan ada wiermeter sebagai pengukuran debit.
2)      Variasi putaran Hz : 30 Hz, 35 Hz, 40 Hz, 45 Hz, 50 Hz. Dan variasi bukaan katup adalah buka penuh, tutup ¼, tutup ½, tutup ¾, dan tutup penuh.
3)      Pengujian input dilakukan dengan mengamati alat voltmeter dan amperemeter di setiap variasi putarannya.
4)      Pengujian output dilakukan dengan cara mengamati preasure gauge di pipa isap dan pipa keluar di setiap perubahan bukaan katup serta mengamati tinggi debit air di wiermeter.


BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengujian Dan Percobaan

Tabel 4.1. Hasil pengujian pompa sentrifugal dengan pengaturan rpm pada inverter
inverter (Hz)
Bukaan Katup
P1 (Hisap) Kg/cm²
P2 (Discharge) Kg/cm²
Volt (v)
Ampere (I)
Ketinggian Air (m)
Putaran (Rpm)
30
Buka Full
-0,25
0.1
140
1.25
0.047
¹⁄
-0,22
0.2
0.044
1680
¹⁄
-0,20
0.38
0.037
³⁄
-0,15
0.3
0.021
Tutup
-0,10
0.45
0
35
Buka Full
-0,28
0.2
160
1.09
0.05
¹⁄
-0,25
0.25
0.048
1960
¹⁄
-0,25
0.4
0.045
³⁄
-0,20
0.48
0.036
Tutup
-0,15
0.5
0
40
Buka Full
-0,30
0.25
180
0.97
0.058
¹⁄
-0,28
0.3
0.052
2240
¹⁄
-0,25
0.45
0.047
³⁄
-0,23
0.5
0.04
Tutup
-0,18
0.6
0
45
Buka Full
-0,35
0.25
190
0.92
0.06
¹⁄
-0,33
0.35
0.057
2520
¹⁄
-0,28
0.55
0.054
³⁄
-0,25
0.71
0.044
Tutup
-0,20
0.8
0
50
Buka Full
-0,38
0.3
210
0.83
0.062
¹⁄
-0,35
0.4
0.059
2800
¹⁄
-0,30
0.6
0.057
³⁄
-0,28
0.85
0.049
Tutup
-0,24
1
0

4.2. Perhitungan Hasil Pengujian


1. Perhitungan Tekanan
H =                 = ρ.g = 1000  x 9.8 N/Kg = 9800

        1   =  98066,5
Untuk frekuensi 30 Hz
Posisi katup :
buka full          H =  =  = 3,502 m
¼                H =  =  = 4,202 m
½                H =  =  = 4,309 m
¾                H =  =  = 4,503 m
Close          H =  =  = 5,503 m

Dengan cara yang sama akan di dapat data perhitungan dengan frekuensi yang lain,hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:





Tabel 4.2. Hasil perhitungan tekanan pompa
inverter (Hz)

Putaran (Rpm)


Bukaan Katup


Tekanan (m)

    30

1680
BukaFull
3.502
¹⁄
4.202
¹⁄
4.309
³⁄
4.503
Tutup
5.503

35

1960
BukaFull
4.803
¹⁄
5.003
¹⁄
6.504
³⁄
6.804
Tutup
6.904

40

2240
BukaFull
5.503
¹⁄
5.803
¹⁄
7.004
³⁄
7.305
Tutup
7.805

45

2520
BukaFull
6.004
¹⁄
6.804
¹⁄
8.305
³⁄
9.606
Tutup
10.006

50

2800
BukaFull
6.804
¹⁄
7.505
¹⁄
9.006
³⁄
11.307
Tutup
12.4084

2. Perhitungan debit
Q =  ×
Untuk frekuensi 30Hz
Katup buka full          Q =  ×
                                   Q =   
                                   Q =   4,427
                                   Q = 0,00065
Dengan cara yang sama akan di dapat data perhitungan dengan frekuensi yang lain,hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Hasil perhitungan debit pompa
inverter (Hz)

Putaran (Rpm)
Bukaan Katup
Debit (m³/s)
30

1680
BukaFull
0.00065
¹⁄
0.00055
¹⁄
0.00036
³⁄
0.00009
Tutup
0
35

1960
BukaFull
0.00076
¹⁄
0.00069
¹⁄
0.00058

³⁄
0.00033
Tutup
0
40

2240
BukaFull
0.0011
¹⁄
0.00084
¹⁄
0.00065
³⁄
0.00044
Tutup
0
45

2520

BukaFull
0.0012
¹⁄
0.00106
¹⁄
0.00092
³⁄
0.00055
Tutup
0
50

2800

BukaFull
0.0013
¹⁄
0.00115
¹⁄
0.00106
³⁄
0.00072
Tutup
0

3. Menentukan Efisiensi
Sebelum nya kita harus menentukan Np atau daya poros dan Nh atau daya hidrolis terlebih dahulu. Berikut persamaan-nya :
Np = VxAxK
Frekuensi 30 Hz     Np = VxAxk = 140 x 1.25 x 0.8 = 140 Watt
Frekuensi 35 Hz     Np = VxAxk = 160 x 1.09 x 0.8 = 139.52 Watt
Frekuensi 40 Hz     Np = VxAxk = 180 x 0.97 x 0.8 = 139.68 Watt
Frekuensi 45 Hz     Np = VxAxk = 190 x 0.92 x 0.8 = 139.84 Watt
Frekuensi 50 Hz     Np = VxAxk = 210 x 0.83 x 0.8 = 139.44 Watt

Nh = QxH
Untuk frekuensi 30 Hz
Posisi katup
Open     Nh = 1000  x 9.8 N/Kg x 0.00065 m³/s x 3.5024 m = 22.4 Watt
¼         Nh = 1000  x 9.8 N/Kg x 0.00055 m³/s x 4.2029 m = 21.8 Watt
½         Nh = 1000  x 9.8 N/Kg x 0.00036 m³/s x 4.309 m = 20.4 Watt
¾         Nh = 1000  x 9.8 N/Kg  x 0.00009 m³/s x 4.5031 m = 3.8 Watt
Close   Nh = 1000  x 9.8 N/Kg x 0 m³/s x 5.5037 m = 0 Watt

Kemudian bisa ditentukan efisiensi pompa dengan rumus sebagai berikut :
 =  x 100%
Untuk frekuensi 30 Hz
Posisi katup
Open            =  x 100% =  x 100% = 16 %
¼                  =  x 100% =  x 100% = 16 %
½                  =  x 100% =  x 100% = 15 %
¾                  =  x 100% =  x 100% = 3 %
Close            =  x 100% =  x 100% = 0 %

Dengan cara yang sama akan di dapat data perhitungan dengan frekuensi yang lain,hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4. Hasil perhitungan efisiensi pompa
inverter (Hz)

Putaran (Rpm)
Bukaan Katup
Efisiensi
(%)
30

1680
BukaFull
16
¹⁄
16
¹⁄
15
³⁄
3
Tutup
0
35

1960
BukaFull
26
¹⁄
24
¹⁄
20
³⁄
16
Tutup
0
40

2240
BukaFull
43
¹⁄
34
¹⁄
32
³⁄
22
Tutup
0
45

2520
BukaFull
51
¹⁄
50
¹⁄
44
³⁄
37
Tutup
0
50

2800
BukaFull
62
¹⁄
61
¹⁄
60
³⁄
57
Tutup
0


4.3. Grafik

Grafik tekanan pada setiap pengaturan katup dan frekuensi
Grafik 4.1. Perbandingan tekanan antara tiap bukaan katup terhadap perubahan frekuensi

Grafik debit pada setiap pengaturan katup dan frekuensi
Grafik 4.2. Perbandingan debit air antara tiap bukaan katup terhadap perubahan frekuensi.
Grafik efisiensi pada setiap pengaturan katup dan frekuensi :
Grafik 4.3. Grafik efisiensi antara tiap bukaan katup terhadap perubahan frekuensi.

4.5. Pembahasan

Dari hasil grafik di atas maka bisa di tentukan tekanan,debit dan efisiensi pompa di tiap perubahan kenaikan frekuensi pada inverter.
Pada grafik 4.1. tekanan yang dihasilkan tiap frekuensi berbeda karena adanya bukaan katup yang bervariasi yaitu buka full,1/4,1/2,3/4 dan tutup full. Dari masing-masing frekuensi yaitu 30 Hz,35 Hz,40 Hz,45 Hz dan 50 Hz terhadap tiap bukaan katup khususnya pada saat bukaan full terjadi peningkatan yaitu 3.5024 m pada frekuensi 30 Hz,4.8033 m pada frekuensi 35 Hz, 5.5037 m pada frekuensi 40 Hz, 6.0041 m pada frekuensi 45 Hz, dan 6.8046 m pada frekuensi 50 Hz. Namun di setiap frekuensi smakin menutup bukaan katup, smakin besar pula tekanan pada pompa, bisa di lihat di frekuensi 30 Hz pada bukaan full nilai tekanan yang di dapat yaitu 3.5024 m, pada bukaan ¼  tekanan yang terhitung menurun menjadi 4.2029 m, bukaan ½ tekanan menurun lagi menjadi 4.3092 m, pada bukaan katup ¾ tekanan 4.5031 m dan pada katup tertutup full tekanan hanya 5.5037 m. begitu pula di tiap frekuensi terjadi penurunan tekanan karena bukaan katup yang semakin sempit namun terdapat kenaikan tekanan di tiap variasi katup karena frekuensi juga semakin meningkat.
Pada grafik 4.2. debit pada tiap bukaan katup juga berbeda terhadap variasi frekuensi 30 Hz, 35 Hz, 40 Hz, 45 Hz, dan 50 Hz. Dari frekuensi 30 Hz debit yang dihasilkan yaitu 0.00065 m³/s pada bukaan full pada katup,0.00055 m³/s pada bukaan ¼ , pada bukaan ½ debit yang dihasilkan adalah 0.00036 m³/s, pada bukaan ¾ debit yang dihasilkan adalah 0.00009 m³/s, dan saat katup tertutup tidak ada debit yang dihasilkan karena tidak adanya aliran ke wiermeter. Begitu pula pada frekuensi seterusnya, smakin kecil bukaan katup maka smakin menurun pula debit yang dihasilkan pompa. Namun di tiap bukaan katup debit meningkat karena frekuensi semakin besar seperti pada katup bukaan full yang menghasilkan debit 0.00065 m³/s pada frekuensi 30 Hz,0.00076 m³/s pada frekuensi 35 Hz, 0.0011 m³/s pada frekuensi 40 Hz, 0.0012 m³/s pada frekuensi 45 Hz dan 0,0013 m³/s pada frekuensi 50 Hz, begitu pula di tiap bukaan katup berikutnya yang smakin besar tegangan debit juga meningkat, namun tetap nilai debit yang terbesar adalah pada saat katup terbuka penuh.
Grafik 4.3. Efisiensi pada pompa di setiap peningkatan frekuensi pada masing-masing bukaan katup meningkat seperti pada katup terbuka penuh yang memiliki efisiensi sebesar 16 % pada frekuensi 30 Hz, 26 % pada frekuensi 35 Hz, 43 %  pada frekuensi 40Hz, 51 % pada frekuensi 45 Hz dan 62 % pada frekuensi 50 Hz. Begitu pula pada bukaan katup berikutnya pada tiap kenaikan frekuensi mengalami peningkatan efisiensi pompa, namun tetap tidak melebihi nilai efisiensi pada katup terbuka penuh. Penurunan efisiensi terjadi karena katup yang semakin mengecil bukaannya pada frekuensi yang sama. Seperti pada frekuensi 30 Hz,katup terbuka penuh memiliki efisiensi pompa sebesar 16 %, katup ¼ efisiensinya sebesar 16 %, pada katup ½ efisiensi yang dihasilkan adalah 15 % dan pada katup ¾ efisiensinya adalah 3 %, sedangkan pada katup tertutup tidak dihasilkan efisiensi karena tidak ada output yang dihasilkan pompa.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pengujian dan pembahasan data pompa tunggal dengan variasi frekuensi dengan menggunakan inverter dapat disimpulkan:
1.      Head atau tekanan yang dihasilkan pompa pada tiap frekuensi terhadap bukaan katup berbeda. Namun dihasilkan tekanan tertinggi pada frekuensi 50 Hz yang memiliki tekanan 12.4084 m pada keadaan katup terbuka penuh. Semakin kecil frekuensi dan semakin kecil bukaan katup, semakin sedikit pula tekanan yang dihasilkan pompa.
2.      Untuk debit air yang dihasilkan pompa dengan frekuensi 30 Hz sampai dengan frekuensi 50 Hz dengan bukaan katup terbuka penuh dihasilkan debit air yang semakin naik yaitu 0.00065 m³/s , 0.00076 m³/s , 0.0011 m³/s , 0.0012 m³/s , dan 0.0013 m³/s. begitu pula dengan bukaan katup berikutnya yang memili bukaan semakin kecil, debit air nya pun berkurang dari frekuensi 50 Hz sampai frekuensi 30 Hz.
3.      Efisiensi pada pompa dengan frekuensi 50 Hz mempunyai nilai efisiensi yang tinggi yaitu sebesar 62 % pada bukaan katup terbuka penuh. Efisiensi menurun di frekuensi 50 Hz karena bukaan katup yang semakin mengecil yaitu dari bukaan penuh, buka ¼, ½, ¾, dan tertutup, begitu pula pada frekuensi 30 Hz,35 Hz, 40 Hz dan 45 Hz. Namun efisiensi meningkat pada bukaan katup terbuka penuh dengan semakin meningkatnya frekuensi pada pompa.

1. pengujian yang dilakukan menggunakan alat uji ini harus sesuai prosedur pengujian yang benar.
2. pengambilan data dari pengujian alat uji harus dengan pengamatan seteliti mungkin.
3. menggunakan alat ukur yang sesuai dengan karakteristik pompa sehingga dapat menghindari pembacaan yang tidak terjangkau oleh alat ukur.
            4. pengujian harus dilakukan dengan pengawasan dosen pembimbing.


DAFTAR PUSTAKA


1.      Kunto Aji. 2007. Deteksi Kerusakan Bantalan Gelinding Pada Pompa Sentrifugal Dengan Analisa Sinyal Getaran. Surakarta: FT Universitas Sebelas Maret.
2.      Hikmahnul Ar Royyan 2013. Perbandingan Karakteristik Pompa Sentrifugaln Dengan Menggunakan Pengaruh Kapasitas Metode Trhottling dan Variasi Putaran. Semarang Universitas Diponegoro.
3.      Wahyu Dialmono Putro, 2010. ”Pengujian Kinerja Pompa Sentrifugal Menggunakan Kontrol Inverter”, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 13, No. 1, 2-30.
4.      Fauzan Asrori. 2010. Rancangan Bangun Sistem Perpipaan Dan Pengujian Karakteristik Pompa Sentrifugal IDB-35 Dan IDB-45 Dengan Variasi Kapasitas Aliran Dan Putaran Impeler. Semarang: FT Universitas Diponegoro.
5.      Iwan Nugroho Gusniar, 2014. ”Optimalisasi Sistem Perawatan Pompa Sentrifugal Di Utility PT.ABC”, Jurnal Solusi Vol. 1 No.177-86.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar